Categories: PASPENDIDIKANTOKOH

Pendidikan Dimata Kepala SMK Pasundan 3 Cimahi

ADVERTISEMENT

BANDUNG, PASJABAR.COM — Berkecimpung di dunia pendidikan hampir 20 tahun, memberikan warna dan pengalaman yang mendalam bagi Subaryo S.Pd M.Pd.

Kepala SMK Pasundan 3 Cimahi, sekaligus dosen Matematika di FIKP UNPAS ini pun kini menjadi pengelola Paguyuban Pansundan. Mulai menjadi pengajar sejak tahun 1998 dan mengajar di berbagai sekolah, salah satunya SMAN 3 Bandung menjadi salah satu pengalamannya.

Tak cukup sampai disitu, mantan aktifis yang saat ini sedang menyelesaikan program Doktor di UPI ini juga pernah mengelola bimbingan belajar, serta menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi seperti Fakultas kedokteran UNPAD.

“Pendidikan adalah pintu untuk membuka kemajuan, dan untuk menghadirkan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda. Perlu pola pendidikan yang mampu menunjang itu semua, salah satunya adalah, mengikuti perkembangan teknologi atau menyesuaikan dengan jamannya dimana civitas akademika perlu meng ‘upgrade’ diri, sebagaimana dengan pepatah dalam bahasa sunda yaitu ‘Miindung ka waktu, mibapa ka jaman’,” paparnya.

Oleh karena itu, pria kelahiran Majalengka, 2 Agustus 1972, ketika ditunjuk menjadi kepala sekolah selalu menerapkan program terbaik dalam upaya  mewujudkan siswa siswi yang berkualitas.

“Sejak menjadi kepala sekolah di SMK Pasundan 3 pada tahun 2009, kami terus berupaya bergotong royong untuk membangun, mulai dari internal seperti kekeluargaan yang terjalin dengan harmonis diantara guru-guru. Seperti dengan cara makan siang bersama, memberikan jaminan biaya kesehatan BPJS dan jaminan hari tua, sebagai upaya meningkatkan kinerja yang berdampak pada kualitas pembelajaran siswa. Sehingga lulusan yang unggul akan tercapai. Kami juga mendekatkan siswa dengan guru-gurunya yang relatif masih muda, untuk membangun ide-ide baru,” terangnya.

Subaryo yang menyelesaikan S1 di Pendidikan Matematimka IKIP Bandung, tahun 1994-2002 dan S2 di Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi tahun 2014-2016 dan tengah melanjutkan S3 Pendidikan Matematika di UPI sejak tahun 2018 ini pun mengulas bahwa mengajar adalah panggilan hidup yang ia rasakan sedari kecil.

“Saat SD saya sudah terbiasa mempelajari pelajaran yang lebih tinggi. Misalnya saja saat saya duduk di kelas 5 SD, saya sudah biasa mempelajari pelajaran kelas 6 SD, sehingga kala itu saya kerap dimintai guru untuk membantu mengajar  di tingkat kelas yang lebih tinggi.  Begitupun saat saya menginjak bangku SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Oleh sebab itu saya merasa memiliki bakat mengajar, dan hal tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi saya,” tandasnya.

Dalam mengajar, Subaryo mengungkapkan bahwa ia lebih banyak merasakan suka ketimbang dukanya.

Kalaupun ada permasalahan di kelas seperti siswa yang malas belajar atau bolos sekolah. Maka ia akan menganalisis terlebih dahulu kenapa hal tersebut bisa terjadi. Apakah siswa tersebut bermasalah dengan keadaan di rumah, faktor keluarga yang tifak utuh, banyak konflik,  sehingga dorongan belajar menjadi menurun.

“Jika demikian maka sebagai seorang guru tentu perlu memberi memotivasi kepada siswa. Begitupun jika ada siswa yang berasal dari golongan ekonomi lemah, maka sekolah membantu. Jika siswa tetap malas maka guru harus bertindak responsif,  memperbaharui tips dan trik dalam menghadapi siswa-siswi, misalnya dengan cara mengikuti seminar, mencoba metode pembelajaran terbaru, dan lainnya. Sebab seorang guru harus peduli, bijak, dan memahami kondisi siswa,” paparnya.

Mengenai hal yang membahagiakan dalam mengajar, Subaryo mengulas bahwa guru pada umumnya merasa akan sangat bahagia saat siswanya berhasil dan lebih baik dari gurunya. Sukses baik dalam kehidupannya, profesinya, wirausahanya juga yang lainnya.

Pemilik dari motto Apa yang dikerjakan itu sukses tidak sukses terserah, karena kesuksesan itu bukan tujuan  yang terpenting adalah melakukan apa yang bisa dilakukan dan tidak menunggu sempurna, juga berharap bahwa  kedepannya ia bisa memberikan yang terbaik, kepada lembaganya sebagai bagian dari hidup dan mudah mudahan menjadi jalan ibadah.

“Satu hal yang membuat saya terus belajar dan mengajar, adalah sebuah pepatah yang saya ingat dari perkataan ayah saya bahwa ‘elmumah teu beurat mawa’, yang bermakna bahwa dalam mencari pengetahuan, pengalaman dan pendidikan harus sungguh-sungguh melaksanakan seluas mungkin setinggi mungkin dan itu tidak berat membawanya karena apapun ilmu yang kita pelajari akan bermanfaat di masa yang akan datang,” pungkasnya. (Tan)­­­

Yatti Chahyati

Recent Posts

Paul Munster Kecewa Usai Dikalahkan Persib

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Lawatan Persebaya Surabaya ke Bandung berakhir sia-sia. Pelatih Persebaya Paul Munster pun…

12 jam ago

Cawagub Ilham Habibie Blusukan di Cimahi

CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Ilham Habibie blusukan menemui masyarakat Kota Cimahi,…

12 jam ago

Raih Kemenangan, Persib Bandung Pantang Besar Kepala

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kembali raih kemenangan. Persebaya Surabya pun jadi korbannya setelah dilumat…

12 jam ago

Sempat Terkapar, Begini Kondisi Terkini Tyronne del Pino

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Tyronne del Pino jadi salah satu pusat perhatian di laga Persib Bandung…

13 jam ago

Bojan Hodak Bongkar Kunci Persib Kalahkan Persebaya

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung mendulang kemenangan atas Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.…

13 jam ago

Foto BRI Liga 1 Persib Bandung Vs Persebaya

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Absennya bobotoh di Stadion Si Jalak Harupat tidak memengaruhi kinerja Persib Bandung.…

15 jam ago