BANDUNG, PASJABAR.COM — Bawaslu Jawa Barat siap menjalankan tugasnya sebagai pengawas pemilu di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat. Kelancaran pemilu jelas jadi tujuan utamanya.
Ketua Bawaslu Jawa Barat Abdullah Dahlan mengatakan mengawasi pelaksanaan pemilu agar berjalan aman dan lancar bukan perkara mudah. Tapi, hal itu harus diwujudkan.
“Beban Pemilu 2019 ini bukan beban ringan. Tapi ini tantangan. Tugas Bawaslu memastikan pemilu kita berjalan demokratis,” kata Abdullah di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (16/4/2019).
Se-Jawa Barat, Bawaslu akan menerjunkan lebih dari 146 ribu personelnya. Mereka disebar di berbagai titik untuk mengawasi seluruh rangkaian pelaksanaan pemilu.
Bukan hanya di TPS, pengawas pemilu juga akan mengawal pelaksanaan pemilu hingga benar-benar tuntas di setiap tingkatan. Bawaslu ingin memastikan tidak ada pelanggaran atau hal negatif lain dalam pemilu.
“Bawaslu ingin memastikan bahwa seluruh stakeholder pemilu, khususnya kontestan, taat pada aturan,” jelas Abdullah.
Imbauan dan upaya pencegahan pelanggaran pun sudah dilakukan Bawaslu. Monitoring pun akan terus dilakukan. Bahkan, Bawaslu membuat tim monitoring antipolitik uang.
“Ini dalam kaitan Bawaslu ingin memastikan kontestasi yang fair, tidak dibangun karena transaksional,” ungkapnya.
Menurut Abdullah, politik uang sangat memungkinkan terjadi, pada saat sebelum hingga sesudah pencoblosan. Hal itu yang ingin dicegah. Sehingga monitoring perlu dilakukan untuk pencegahan sekaligus penindakan jika benar-benar terjadi politik uang.
Ia pun mengimbau semua pihak untuk turut menjaga kondusivitas dan keamanan pelaksanaan pemilu. Jangan kotori pemilu dengan hal negatif dan melanggar aturan.
“Imbauannya agar tidak melakukan praktik yang merusak pemilu,” ucap Abdullah. (ors)