BANDUNG, PASJABAR.COM — Senyum bahagia nampak mengembang dari wajah Ai ida Farida atau yang akrab disapa “Aida”.
Lulusan prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) 2014-2019 di STKIP Pasundan Cimahi ini berhasil meraih IPK Tertinggi pada wisuda XXXV dan magister XI dengan IPK 3,86.
“Tentu saya merasa bahagia, namun hal ini juga menjadi sebuah tantangan, bagaimana saya dapat membuktikan bahwa IPK harus berimbang dengan kapasitas yang dimiliki, jangan sampai IPK besar, namun tidak memberikan kontribusi bagi lingkungan sekitar,” tandasnya.
Gadis kelahiran Ciamis, 5 Oktober 1995 ini juga mengambil judul skripsi “Korelasi mata kuliah wajib umum pendidikan kewarganegaraan dengan partisipasi politik mahasiswa pada pemilu Jawa Barat 2018”.
“Tips untuk mendapatkan IPK besar dari saya adalah kuliah diusahakan selalu masuk, jangan sampai bolos, kalaupun bolos, memang karena ada hal-hal urgen yang tidak bisa ditinggalkan,” terangnya.
Disamping itu, lanjut Aida juga perlu menjadi mahasiswa yang aktif, berani bisa mengutarakan pendapat ketika betkuliah serta aktif berkegiatan di organisasi kemahasiswaan, sehingga saat lulus tidak hanya sekedar mendapatkan IPK tapi juga pengalaman. Karena menurut Aida orgnisasi bukan segala-galanya tapi memberikan segalanya.
“Terakhir yang terpenting adalah menggadapi skripsi sesulit apapun itu,” tandasnya
Sulung dari empat bersaudara ini juga bercerita bahwa ia hobi membaca, karena menurutnya buku adalah jendela pengetahuan. Buku dapat memberikan kritik dan masukan tanpa harus berbicara. Selain itu, dengan membaca juga bisa menjadi penulis yang baik dan dapat belajar dari karya orang lain.
“Kedepannya saya ingin menjadi guru, sebab ingin berkontribusi bagi Indonesia. Saya juga berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan memberikan manfaat bagi orang lain,” jelasnya.
Saat ini Aida juga ternyata sudah menjadi guru di MI dan MTS Cisasawi Cihanjuang Bandung Barat dan menjadi Tutor Paket C di PKBM Bhina Swakarya Batujajar Bandung Barat.
“Adapun sosok yang menginspirasi saya adalah ibu saya sendiri. Beliaulah yang menginginkan saya berkuliah agar bisa menjadi wanita yang tangguh. Yang tidak hanya mengandalkan sesuatu pada seorang pria. Beliau juga mengajarkan hidup itu berat untuk dijalani maka perkuat tekad, agar hidup bisa sesuai dengan apa yang diharapkan,” terangnya.
Aida mengatakan bahwa hal yang membuatnya selalu bersemangat adalah mengingat bahwa ia memiliki orang-orang yang ia sayangi dan karena merekalah, semangat hidup itu ada serta menjadi sumber kekuatan terbesar dalam menjalani hidupnya.
“Saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada para alumni yang diwisuda, terimakasih sudah menjadi teman terbaik dalam perjalanan perkuliahan, semoga dapat terus menjaga silaturahmi yang baik dengan almuni dan almamater. Dan untuk STKIP Pasundan semoga mengalami kemajuan dalam hal apapun, sehingga mahasiswa bisa lebih mencintai kampusnya, walaupun sudah menjadi alumni,” pungkasnya penuh semangat. (Tan)