BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Ketua FAGI Iwan Hermawan, menegaskan jika tunjangan honorer tidak diberikan bersamaan kepada guru nonorer dan tenaga administrasi sekolah (TAS) di Kota Bandung, maka akan ada dampak peikologis untuk guru.
“Tidak terbayang jika 2413 Guru atau TAS yang biasa dapat tunjangan dan tahun ini tidak dapat akan menimbulkan dampak psikologis bagi guru tersebut, apalagi menghadapi lebaran,” tegas Iwan, kepada Pasjaar, Selasa (14/5/2019).
Hal itu ditegaskan Iwan menanggapi adanya ribuan guru honorer yang namanya tercoret dari data penerima tunjangan Pemkot Bandung, karena adanya Perwal Kota Bandung tentang Pemberian tunjangan untuk guru honorer dan TAS.
“Berdasarkan penelusuran FAGI jumlah guru dan TAS Non PNS Kota Bandung, sebanyak 11.286 orang yang terjaring masuk klasifikasi Perwal. Diperkirakan sebanyak 8873 yang belum terjaring Jadi yang harus di perjuangkan adalah 2413 Guru dan TAS kota Bandung yang terancam tidak mendapat honorarium dari Pemkot karena tidak masuk klasifikasi A ,B1 dan B2, “ ujarnya.
Dan dari anggaran tunjangan honorer yakni senilai Rp167 milyar yang akan terserap diperkirakan hanya sebesar 127 milyar, jadi sisanya Rp 40 miliar.
“Itu yang akan kita perjuangkan agar bisa dibagi untuk 2413 guru yang tidak memenuhi klasifikasi Perwal dan yang sudah bersertfikasi,” tegasnya.
Karena dikatakan Iwan hal ini hanya tinggal di Pemkot Bandung saja jawabbannya, Salah satunya dengan membuat klasifikasi baru C1 dan C2 dan mencari payung hukumnya agar tidak di persalahkan secara hukum di kemudian hari.
“Mudah – mudahan di bulan ramadhan ini ada pertimbangan dari Mang Oded dan Mang Yana yang bijaksana dalam membuat keputusa adil dan tidak merugikan guru dalam memutuskanu solusi permasalahan ini,” harap guru SMAN 9 Bandung ini. (tie)