BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Merasa anaknya tidak terakomodir di sekolah negeri maupun swasta, puluhan orang tua siswa akhirnya memutuskan menggelar aksi damai di kantor Balaikota, Bandung, Rabu (3/7/2019).
Dengan membawa beberapa poster, pedemo yang sebagian besar emak-emak pun meneriakan keresahannya.
“Kami datang ke sini, untuk memperjuangkan nasib anak kami yang tidak diterima di swasta maupun di negri,” ujar Ketua Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Jawa Barat, Ila Setiawati dalam aksinya.
Ila merasa karena zonasi, anak mereka dirugikan karena membuat banyak siswa tidak diterima di sekolah mana pun baik negeri dan swasta.
Bahkan, lanjut Ila, pihak sekolah pun tidak menerima siswa yang sudah memegang rekomndasi dari Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung.
“Seperti di salah satu sekolah swasta di kawasan Kiaracondong, yang menolak menerima rekomendasi dari dewan, karena kuotanya hanya 30 orang,” tegasnya.
Ila menyampaikan harapannya agar pemerintah bisa mengubah sistem ini. Karena dianggap tidak berpihak kepada masyarakat.
“Dengan sistem zonasi ini, bahkan ada warga yang jarak antara rumah dan sekolah, hanya 200 meter, tapi tidak masuk,” terangnya.
Sementara itu ketika akan mendaftar ke sekolah swasta, banyak sekolah swasta dikatakan Ila menolak jalur RMP, belum lagi kuotanyapun sudah terisi.
“Jadi banyak siswa dari jalur RMP, yang juga ternyata tidak bisa terakomodir, dengan adanya sistem ini. Pada akhirnya, banyak peserta didik yang dilimpahkan dari Negeri ke swasta namun tetap dipungut biaya,” pungkasnya.(put)