BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Komite SMAN 3 Bandung, Iriyanto membenarkan jika Jumat (16/8/2019) kemarin terjadi perselisihan antara siswa SMAN 3 dan SMAN 5 Bandung. Meski demikian ia menegaskan jika perselisihan itu tidak sampai terjadi tauran antar siswa.
Dihubungi Pasjabar, Sabtu (17/8/2019), Iriyanto mengatakan jika awal mula perselisihan terjadi di kantin SMAN 3 Bandung.
“Kegaduhan terlihat sepertinya melibatkan banyak orang, adalah karena sebagian pelajar ingin memisahkan temannya yang sedang disulut kemarahan.Dan hari itu juga sudah diselesaikan melalui perdamaian. Bukan seperti tawuran di video yang beredar,” terangnya kepada pasjabar.
Iriyanto memaparkan bahwa kampus SMAN 3 dan SMAN 5 Bandung bergabung di satu kompleks yang sama, dan hal itu sudah terjadi dari jaman dahulu karena merupakan sekolah tua.
“Tentu anak-anak SMAN 3 dan 5 Bandung akan saling bersinggungan karena terkadang anak SMAN 3 berbelanja ke kantin SMAN 5, begitupun sebaliknya dan makan di kantin tersebut. Tidak ada pukul-pukulan antar siswa, yang ada mereka bersama-sama memisahkan kawan mereka dan tidak ada korban yang terluka apalagi sampai dibawa ke rumah sakit,” tegasnya.
Bahkan dijelaskannya, sekolah langsung bergerak cepat dan kemudian diselesaikan pada hari itu juga,.
“Siswanya juga sudah membuat pernyataan untuk damai, jika terus berkelanjutan maka akan ada sanksi yang diberikan dari sekolah,” ulasnya.
Iriyanto menyayangkan kejadian ini, karena sebelumnya jarang terjadi hal yang membuat geger seperti ini, mengingat bahwa siswa-siswi SMAN 3 dan 5 Bandung merupakan anak-anak terpilih dan masyarakat sudah mengenal bahwa SMAN 3 dan 5 Bandung merupakan sekolah favorit yang menghasilkan para pemimpin seperti BJ Habiebie ataupun Ridwan Kamil.
“Kami sedang mendalami kasus ini apa yang menyebabkan perselisihan ini terjadi. Apakah karena dampak dari PPDB, sehingga anak- anak yang masuk tidak terseleksi dengan baik. Atau karena anak tersebut berada dalam lingkungan atau keluarga yang kurang kondusif sehingga siswa tersebut tidak menerapkan tatakrama dan etika dengan baik,” terangnya.
Setelah ini sekolahpun akan mengusut tuntas dengan mengecek dari latarbelakang mana anak yang berkelahi, lewat jalur apa masuk ke sekolah karena diketahui bahwa siswa SMAN 3 Bandung yang terlibat merupakan kelas X.
“Kami dari komite sekolah hampir jarang sekali mendengar kejadian seperti ini. Apalagi sampai viral, tentu sesuatu yang disesalkan dan akan dipetakan mengapa hal seperti ini bisa terjadi,” jelasnya.
Atas kejadian itu, ia berharap bahwa tidak akan ada lagi kejadian yang sama, tentunya perlu antisipasi dari berbagai pihak, misalnya penerimaan siswa baru dilaksanakan secara sebaik mungkin, jujur dan adil.
Disamping itu keluarga sebagai ujung tombak dapat melakukan pembinaan kepada anak- anak di rumah. Dan sekolah yang merupakan lembaga untuk mendidik anak-anak agar memiliki sikap dan etika yang baik. (Tan)
WWW.PASJABAR.COM -- Timnas Indonesia memastikan satu tiket ke babak semifinal sebagai Juara Grup B ASEAN…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM-- Shafira Aziz, atau yang kerap dipanggil Fira, adalah seorang gadis berasal dari Bandung…
WWW.PASJABAR.COM -- Yunus Nusi, Sekertaris Jendral PSSI mengatakan jika proses naturalisasi calon pemain Timnas Indonsia…
WWW.PASJABAR.COM -- Beberapa pemain keturunan Indonesia yang berkiprah di luar negeri dengan posisi striker jadi…
WWW.PASJABAR.COM -- Kritik keras naturalisasi terhadap pemain keturunan yang dilakukan Timnas Indonesia, Anggota Komisi X…
WWW.PASJABAR.COM -- Mina Bonino, yang merupakan pacar Federico Valverde, mengamuk usai Real Madrid kalah dari…