BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Paguyuban Pasundan dan PBNU menggelar seminar nasional dengan tema “Islam Nusantara Ruang Publik Kultural dan Penguatan Khidmat Kebangsaan” pada Kamis (29/8/2019) di Aula Dr. Djoenjoenan Lantai 5 Jalan Sumatra No 41 Bandung.
Seminar menghadirkan Dr. Asep Salahudin, Dr. H. Yaya Mulyana A. Aziz M.Si dan Ufi Ulifa, dihadiri pula oleh ratusan peserta dari berbagai organisasi termasuk Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si, wakil ketua PBNU Prof. Dr. KH.M. Maksum Machfoedz, M.Sc serta rektor Universitas Pasundan Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom.
Dalam sambutannya Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si, mengungkapkan bahwa seminar hari ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, begitupun dengan Paguyuban Pasundan yang menjunjung tinggi nilai keislaman dan kesundaan sehingga bagi Paguyuban Pasundan Islam dan sunda tidak bisa dipisahkan seperti halnya gula dengan manisnya.
“Gagasan NU tentang Islam Nusantara sangat baik dan merupakan solusi yang harus disosialisasikan, sebab walaubagaimanapun negara kita merupakan bangsa yang sangat multikultur sehingga mesti saling memahami agar tidak terjadi permasalahan-permasalahan yang merugikan,” terangnya.
Prof Didi melanjutkan bahwa Paguyuban Pasundan senantiasa berupaya menjaga, memelihara dan mengembangkan syiar Islam. Mulai dari berpikir positif, berbaik sangka dan menunjukan karakter Islam yang ramah dan toleran. Jangan sampai ada kebencian bahkan ujaran kebencian karena perbedaan, sebab hal tersebut merupakan akar dari perpecahan.
“Kami sangat bersyukur dapat bekerjasama dengan PBNU. Harapannya semoga tentu kita dapat bersama-sama membangun bangsa, salah satunya dalam bidang ekonomi peran paguyuban pasundan untuk memerangi kemiskinan, terlebih unpas memiliki prodi teknologi pangan terbaik di Indonesia,” tandasnya.
Sementara itu, wakil ketua PBNU Prof. Dr. KH.M. Maksum Machfoedz, M.Sc mengungkapkan bahwa Islam nusantara yang dimaksud adalah Islam yang dalam perkembangannya, dalam pengamalannya serta dalam dakwahnya tidak pernah tidak memperhatikan budaya. Dimana Islam dapat berinteraksi dengan budaya lokal.
“Islam nusantara adalah Islam yang tidak pernah mengkafirkan orang, membid’ahkan atau mengtakhyulkan orang, melainkan memegang nilai toleransi, berpikir moderat, berdakwah dengan santun, tidak mengumbar hal yang bersifat privat, apalagi sampai mencederai pergaulan,” jelasnya. (Tan)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…