BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pendidikan karakter di sekolah saat ini masih sebatas teori semata, alhasil siswa masih belum memahami bagaimana pendidikan karakter dalam realitasnya.
Namun berbeda dengan di SD Tunas Unggul, di sekolah ini siswa langsung memraktekan pendidikan karakternya dalam program My Conference.
“Ini merupakan bagian dari mempersiapkan anak tangguh abad 21, terutama dalam pendidikan karakter anak. Dimana siswa tidak hanya sekedar belajar dari buku saja, tapi bagaimana mereka juga berbicara didepan orang banyak, berkejaran dengan waktu, bekerjasama dengan banyak orang dan lain sebagainya dan membangun karakter siswa tersebut terutama,” ungkap Kepala Sekolah SD Tunas Unggul, Feridarnalis, di SD Tunas Unggul, Jln. Pasir Impun, Kota Bandung, Selasa (10/9/2019).
Ia mengatakan jika metode My Conference merupakan metode dalam mempresentasikan hasil belajar yang diperoleh para siswa. Hal tersebut, langsung kepada orang tuanya maupun kepada orang tua dari siswa lainnya.
Pengaplikasian ilmu tersebut melalui presentasi hasil belajar maupun membuat suatu karya penelitian, mulai dari level satu hingga lima. Siswa bukan hanya memaparkan hasil prestasi belajar selama setengah semester, namun menjelaskan hasil belajarnya secara bergantian, dengan tema yang telah dipilih oleh para guru dalam menyesuaikan hasil belajar mereka.
Menurutnya, para siswa dapat mengembangkan berbagai skill maupun potensinya, terlebih dengan menggunakan media pembelajaran empat dimensi. Dengan kecanggihan teknologi saat ini, siswa bukan hanya memperoleh informasi dari buku tapi juga dapat melihat dan memprakterkan langsung apa yang dipelajarinya.
Pada kesempatan yang sama, Pengawas SD Disdik Kota Bandung, Momon mengatakan bahwa inovasi tersebut diperlukan karena perkembangan zaman yang terjadi saat ini. Sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak hanya berbentuk konvensional, tapi memiliki terobosan baru yang dapat merangsang potensi siswa.
“Harus kita akui, masih banyak sekolah di Kota Bandung, yang masih menerapkan pembelajaran dengan metode konvensional. Oleh karena itu, pihaknya berharap tumbuh juga kreativitas dari guru maupun sekolah, untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik,” tuturya.
Bahkan dengan metode tersebut, Momon berencana membawa metode yang diterapkan SD Tunas Unggul tersebut ke Disdik Kota Bandung dan ke sekolah lainnya.
Sementara itu, salah satu siswa kelas VI, alfathir Sangkara Anindya (11) menyebutkan jika ia cukup senang dengan adanya My Coverence, selain bisa lebih mengeksplor diri ia mengaku lebih mudah dalam mengingat pelajaran.
“Ini lebih menyenangkan, karena selain kita bisa mengksplor banyak. Kita juga ngga cepat lupa karena pelajarannya yang menyiapkan kita. Terus kita bisa mempresentasikannya juga kepada orang tua jadi kita belajar tidak malu,” tuturnya yang mempresentasikan negara Thailand sebagai salah satu projeknya dengan tema negara-negara ASEAN. (tie)