BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Prodi Ilmu Komunikasi FDK UIN Sunan Gunung Djati Bandung bekerjasama dengan Penerbit Simbiosa mengadakan Bedah Buku Komunikasi Lintas Agama karya Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi M.A, belum lama ini di Lantai 4 Aula FDK kampus UIN SGD, Jl. A.H. Nasution No.105, Kota Bandung.
Prof Samuh mengungkapkan bahwa buku ini ia persembahkan untuk bangsa Indonesia, agar tercipta kerukunan antar umat beragama lewat toleransi dan saling memahami satu sama lain.
“Buku ini membahas bagaimana usaha menemukan solusi menciptakan kehidupan harmoni di tengah masyarakat multikultur, seperti halnya di Indonesia, juga formula penguatan kompetensi komunikasi lintas agama sebagai salah satu alternatif menemukan solusi harmonisasi hubungan antar pemeluk agama yang berbeda,” terangnya.
Adapun latar belakang dibuatnya buku ini adalah keprihatinan Prof Samuh akan daftar panjang kasus kekerasan atas nama agama yang semakin hari kian bertambah, baik di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia.
Peristiwa intoleransi agama pun seolah tidak pernah berhenti dengan jatuhnya korban jiwa umat beragama. Fasilitas kehidupan beragama, seperti rumah ibadah, tidak luput dari sasaran kemarahan atas nama agama.
“Hal yang membuat ironi adalah peristiwa tersebut justru terjadi pada masyarakat yang sebelumnya dikenal rukun, santun, toleran, dan nyaris tidak ada masalah. Diduga kuat, peristiwa-peristiwa kekerasan berakar pada semakin meningkatnya sikap intoleransi umat beragama karena kehidupan beragama bersentuhan dengan variabel lain di luar agama, seperti masalah politik, ekonomi, dan masalah sosial lainnya,” jelasnya.
Kebekuan komunikasi menjadi titik awal persoalan persoalan pecahnya ketegangan komunikasi sehingga berimplikasi pada semakin menegangnya relasi antarkomunitas.
Usaha mendekatkan jarak antarumat beragama pun nyaris tak pernah menemukan hasil. Dari hasil penelaahan sederhana, umumnya konflik bersumber dari kesenjangan komunikasi antarindividu ataupun komunitas, miskin pertemuan sosial yang lebih egaliter, dan kalaupun ada, cenderung formalistis dengan hanya mengedepankan kepentingan politik pragmatis.
“Buku ini dirancang sebagai upaya rekayasa sosial mempertemukan kesenjangan yang kerap terjadi dengan mengedepankan pendekatan yang lebih komunikatif, dengan mengacu pada pendekatan komunikasi multikultural untuk mencari solusi pencairan ketegangan yang kerap terjadi secara tiba-tiba,” pungkasnya. (Tan)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Selena Gomez baru-baru ini mengungkapkan bahwa dirinya mengalami masalah pencernaan yang disebut…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Polres Garut memastikan arus lalu lintas di jalur alternatif Bandung-Garut, wilayah Kamojang,…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para sponsor…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM-- Menjalani hari-hari dengan hal positif, adalah hal yang dilakukan oleh Riksa Latifah, yang…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Banjir yang melanda di Kabupaten Bandung sejak Rabu, 20 November hingga Minggu…