BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan Program Pengabdian Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPM UPT) di Desa Maja Utara Majalengka melalui inisiasi pasar.
“Pemilihan kawasan ini sebagai salah satu program kami karena semenjak pembangunan Bandara Internasional Kertajati, keberadaan Kabupaten Majalengka mulai menjadi perhatian khalayak karena diramalkan bakal menjadi simpul pertumbuhan ekonomi regional di masa mendatang,” papar Ketua Program PMU PT ITB, Agus S Ekomadyo, dalam siaran persnya kepada Pasjabar, Selasa (1/10/2019).
Dikatakannya, untuk pembangunan tersebut elemen masyarakat, termasuk beberapa kepala desa, mulai mengorganisasi diri, membangun jejaring, untuk mengembangkan potensi yang dipunyai. Beberapa pihak dari luar mulai diajak berkolaborasi, membangun inovasi secara kolektif, untuk menggali peluang-peluang untuk pengembangan ekonomi yang juga berdampak bagi sosial dan budaya setempat termasuk salah satunya ITB.
Agus menambahkan, jika pasar Maja Utara ini memiliki beberapa keunggulan. Pertama, terletak di jalur lintasan Majalengka Garut, sehingga mudah dikunjungi oleh warga desa, maupun dari tempat lain. Kedua, ada kegiatan pasar domba yang berlangsung tiap hari Selasa dan Jumat.
“Selain itu, di beberapa tempat terdapat pemandangan yang menarik. Artinya, ada potensi bahwa pasar desa ini bukan sekadar menjadi tempat jual beli, tetapi juga tempat rekreasi, melihat-lihat jual beli kambing berlatar keindahan pemandangan alam,” tambahnya
Ia menambahkan dari inisiasi hingga proses perencanaan skematik dilakukan secara kolektif oleh tim Riset ITB bersama aparat desa.
“Aspirasi, visi, dan rencana pengembangan pasar diajukan oleh kepala desa (Kuwu) dan didiskusikan bersama aparat desa yang lain. Tim riset ITB memberikan masukan hal-hal teknis, sekaligus membantu untuk jejaring pengembangan pasar desa yang melibatkan mitra dari luar,” tuturnya.
Disebutkannya, dengan pendekatan perancangan secara kolektif ini, baik aparat desa maupun tim Riset ITB bisa saling belajar, bagaimana gagasan tentang ujud lingkungan yang baik bisa diimplementasikan karena sesuai dengan kebutuhan, aspirasi, dan kemampuan masyarakat setempat.
Hasil kolaborasi tersebut dikatakan Agus menguntungkan kedua belah pihak, yakni pihak desa bisa mendapatkan pengetahuan, bantuan teknis, dan kemungkinan mitra dari luar untuk pengembangan pasar dengan keterlibatan tim riset ITB.
“Sebaliknya, tim riset ITB mendapatkan mitra lokal untuk ujicoba pengetahuan bagaimana desain arsitektur yang mampu membangun sense of belonging dari pengguna, dan berperan sebagai agen pengembangan potensi masyarakat. Lebih jauh lagi, model kolaborasi ini secara lebih luas bisa dijadikan model pembangunan jejaring inovasi desa antara masyarakat desa dan perguruan tinggi secara berkelanjutan. Strategi pelibatan mitra-mitra lokal maupu mitra-mitra eksternal merupakan kunci dari keberlanjutan inisiasi inovasi di desa ini,” pungkasnya.(*/tie)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…