BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNPAS mengadakan acara pasundan berdiskusi dengan tema “Ideologi kebangsaan sebagai penggerak mahasiswa dan sarana merebut kekuasaan” pada Rabu (16/10/2019) di Aula Mandala Sabba Otto Iskandardinata Kampus IV Unpas, Jl. Dr. Setiabudi.
Acara inipun diikuti sekitar 250 mahasiswa BEM di berbagai kampus seperti UNPAS, STKIP Pasundan Cimahi, STH Sukabumi, STIE Pasundan dan berbagai universitas lainnya di kawasan Bandung raya.
Disamping menghadirkan Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si, sebagai narasumber turut menjadi pembicara pula aktivis pegiat pendidikan, Mansurya Manik S.Pd dan aktivis 1970, H. Zaenaldi Zaenal.
Ketua BEM UNPAS, Limas Kuswandi mengulas bahwa kegiatan ini untuk mengisi ruang-ruang intelektualitas, dimana bahwa tiga minggu kebelakang mahasiswa UNPAS turun ke jalan karena keresahan dan berkaitan dengan momentum soal hukum yang kontroversial dimana tentang pengesahan RUU KPK, RUU pertanahan dan hampir semua elemen menolak RUU tersebut. Dan atas desakan mahasiswa akhirnya pengesahan RUU KPK ditunda.
Namun menurut Limas, ruang intelektualitas, atau hal-hal substansial dari aspirasi yang disampaikan beberapa masih kurang dipahami oleh mahasiswa, dimana hanya menjadi followers saja dan dimana banyak yang menjadi provokator dan menyingkirkan substansi dari apa yang dibawa ke lapangan.
“Mengingat hal tersebut, BEM unpas berdiskusi bagaimana kembali membuka ruang diskusi untuk mengkaji bagaimana cara menyampaikan aspirasi, mengetahui kondisi dan teknis lapangan, lebih berhati-hati akan adanya penyusup yang bertujuan untuk mengacaukan suasana. Dan yang terjadi meski mahasiswa berniat melakukan aksi damai pada akhirnya terjadi kekacauan, kemudian media malah mengangkat kericuhannya, bukan aspirasi dari mahasiswa yang ingin disampaikan,” terangnya.
Limas menambahkan bahwa, sebagaimana Prof Didi mengulas pemuda saat ini perlu berkaca kebelakang terhadap perjuangan di masa lalu yang harus ditindak lanjuti. Tidak hanya sekadar beropini tapi juga harus diperkuat dengan intelektualitas, dan menyuarakan perjaungan, sesuai dengan permasalahan yang ada.
“Tantangan mahasiswa saat ini bukan hanya bermodalkan keberanian, tapi juga secara intelektual, turun jalan, dan diplomasi perjuangan,” jelasnya.
Limas berharap kedepannya unpas dapat menjadi kampus basis intelektual memiliki ruang diskusi yang banyak dan dapat menyampaikan serta menyimpulkan dengan objektif.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri BEM UNPAS sekaligus koordinator pusat Gerakan Mahasiswa (GEMA) Pasundan, Rajo Galan mengatakan bahwa jangan sampai mahasiswa yang turun aksi, tidak mengetahui dasar ataupun tujuan dari aksi. Oleh sebab itu BEM UNPAS mengadakan diskusi dengan mengundang ketua PB paguyuban Pasundan, aktivis 1970 dan aktivis penggiat pendidikan.
“Kitapun tidak boleh lupa dengan isu yang ada di Jawa Barat, seperti masalah ijazah SMA yang banyak di tahan oleh sekolah karena siswa belum menyelesaikan sumbangan sekolah dan masalah-masalah pendidikan lainnya,” tambah Rajo.
Dengan acara ini Rajo berharap bahwa mahasiswa akan semakin bijak, mampu mengupgrade pengetahuan dan sadar akan permasalahan yang ada di sekitarnya. (Tan)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Usai kalahkan Lion City secara dramatis dalam laga AFC Champions League Two…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM-- Diana Mustika Dewi, atau yang akrab disapa Diana, adalah mahasiswa semester V jurusan…
FOTO KPU Bandung Gelar Perhitungan Suara BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Lulusan terbaik Program Doktor Pascasarjana Unpas, Endah Marlovia, ingin mengejar gelar Profesor…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Wakil Menteri UMKM, Helvi Yuni Moraz, meminta lulusan Universitas Pasundan (Unpas) memanfaatkan…
Oleh: Dr. H. Deden Ramdan, M.Si, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unpas (Negarawan dalam Pilkada Serentak…