BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Kebutuhan agar karya ilmiah terindeksi jurnal internasional bukan perkara mudah bagi akademisi khususnya. Banyaknya aturan yang harus diikuti dan masalah penelitian yang sesuai dengan kebutuhan akademis dunia menjadi salah satu tantangan akademis agar karya ilmiah bisa diakui dunia.
Sebagai upaya memudahkan karya ilmiah agar masuk ke jurnal internasional, LPPM Unisba kembali menyelenggarakan simposium kedua yaitu 2ndI Bandung Annual International Conference (BAIC) yang terindeks Scopus dan Web of Science, dengan inovasi mengkhususkan kesehatan dan farmasi dalam rumpun tersendiri, di Hotel Grand Tjokro, Jalan Cihampelas, Rabu (23/10/2019).
“Tujuan dari penyelenggaraan kegiatan ilmiah BAIC ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada akademisi dan praktisi di Indonesia, negara-negara ASEAN dan dunia untuk mendiskusikan berbagai isu kontemporer terkait manajemen pengelolaan alam dan ilmu sosial.,” ujar Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Atie Rachmiatie, M.Si,.
Ia menyebutkan dengan konferensi internasional tersebut maka menjadi upaya memberikan ruang bagi publikasi hasil riset berkualitas tinggi dari semua bidang. “Target dari hasil konferensi internasional ini presiding yang diterbitkan dapat terindeks Scopus dan Web of Science, sehingga ranking Indonesia dalam publikasi ilmiah terus meningkat,” ungkapnya.
Simposium BAIC ini mengangkat Tema Building Technology and Media Creative Society 5.0. Sedangkan area riset yang masuk dalam SiRes adalah Teknik Industri, Teknik Pertambangan, Perencanaan Wilayah dan Kota, Statistik, dan Matematika. Sedangkan bidang riset yang masuk dalam area SoRes adalah Komunikasi, Psikologi, Manajemen, Akuntansi, Ekonomi, Hukum, Pendidikan Islam, Pendidikan Anak Usia Dini, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ekonomi Syariah dan bidang lain yang terkait. Sedangkan, untuk MoRes, bidang risetnya meliputi kesehatan dan farmasi.
Pembicara kunci (keynote speakers) dalam kegiatan ini adalah Prof. Cherian George dari Hong Kong Baptist University, Dr. Peter Davey dari School Enviromental Science Grith University dan Prof Dr. Ieva B. Akbar dari Universitas Islam Bandung.
Sementara itu, paper karya ilmiah yang diikut sertakan dalam symposium internasional tersebut sebanyak 329, dan dikatakan Atie setekngahnya merupakan karya ilmiah dari dosen – dosen Unisba.
“Namun tahun ini paper yang masuk berasal dari hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Warek III Unisba, H. Asep Ramdan Hidayat, berharap dengan symposium tersebut dapat membuat dosen – dosen Unisba giat dan rajin memasukan hasil penelitian dan karya ilmiahnya ke jurnal internasional.
“Karena kami saat ini sedang menggenjot agar dosen -dosen Unisba memiliki jabatan Lektor Kepala, karena salah satu syaratnya adalah jurnal internasional,” paparnya sebelum membuka Simposium internasional tersebut.
Sedangkan salah satu pembicara yakni Prof. Cherian George dari Hong Kong Baptist University mengatakan jika selain karya ilmiah akademis harus menyesuaikan dengan kebutuhan akademis dan terutama keilmuannya yang baru dan juga perkembangan zaman, yang penting juga menjalin kerjasama dengan dosen dan akademis di luar kampus dalam dan luar negeri.
“Dengan jejaring itu kita bisa mengetahui perkembangan akademis seperti apa dan kita bisa merencanakan penelitian kita kearah mana. Jadi membangun jaringan dan koneksi sangat penting dalam memulai penelitian ilmiah internasional,” jelasnya. (tie)