BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Banyaknya permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini membuat jajaran Kabinet Indonesia Maju jangan dulu bermimpi indah. Hal tersebut diungkapkan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pasundan (Unpas), Dr H Deden Ramdan MSi.CICP.DBA.
“Menteri sekarang jangan bermimpi indah, karena terpilih menjadi Menteri di Kabinet Indonesia Maju Jokowi- Ma’ruf. Karena sejumlah permasalahan untuk segera diselesaikan menanti pembuktian -pembuktian para Menteri tersebut,” papar Deden, kepada Pasjabar, beberapa waktu lalu.
Ia menilai berbagai permasalahan seperti ekonomi,korupsi, radikalisme dan terorisme termasuk juga persoalan terkait bagaimana mengokohkan NKRI secara utuh,bukanlah masalah yang mudah diselesaikan.
Deden menilai pekerjaan rumah para Menteri saat ini memang cukup berat, dan hal ini ditunjukkan juga dari index ketidak puasan masyarakat karena kinerja para Menteri di kabinet Jokowi sebelumnya
“Bukan hanya Presiden yang akan memberikan evaluasi setiap dua semester, namun sejak pelantikan masyarakat juga memberikan evaluasi kritis bahkan gunakan stop watch dimulai dari nol detik sampai 5 tahun kedepan, untuk melihat bagaimana langkah terstuktur, siginifikan dan sistematis yang dilakukan pemerintah saat ini berjalan tanpa terganggu persoalan internal dari kabinet itu sendiri dan juga sikap opisisi yang tidak produktif yang ditunjukkan oleh parlemen,” tegasnya.
Ia menyebutkan jika pilihan Presiden Jokowi untuk Kabinetnya dinilai sesuai dengan janji komposisi yang dijanjikan, namun sekaligus mengejutkan karena ada beberapa Menteri yang ternyata diluar dugaan.
“Namun ini adalah upaya Presiden Jokowi dalam mengakselerasikan kabinet jilid II dengan beberapa pendekatan, pertama dengan pendekatan direct problem solver, jadi penyelesaian masalah dengan segera. Ini terlihat dari beberapa nama professional yang tampil dan hadir menjadi pembantu beliau, “ tutur Deden.
Kedua, upaya Jokowi menghadirkan nilai-nilai harmonisasi dan integrasi atasnama NKRi, ini terlihat dari beberapa kementrian yang sebelumnya diisi oleh sipil, sekarang diisi dari militer dan kepolisian. Dan ini tampaknya menjadi sebuah langkah megakselerasi terciptanya pemerintahan yang sehat dan berwibawa.
“Ketiga apa yang sampaikan Jokowi untuk melakukan evaluasi setiap tahun ini. Itu bukan basa-basi karena di cabinet sebelumnya dia pernah mereshuffle menterinya. Jadi saat ini Jokowi ingin agar menterinya jangan berpikir tentang pemilihan presiden 2024 hari ini, justru yang harus dilakukan adalah postur kabinet ini secara utuh merupakan secara satu kesatuan yang integral dalam upaya menyelesaikan sejumalah masalah yang kompleks ini untuk dan atas nama kebaikan negeri dalam upaya mewujudkan Indonesia yang Maju dan Berkeadaban” tuturnya. (tie)