BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat mengaku kecewa karena Presiden Republik Indonesia menunjuk Nadim Makarim sebagai Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi. Meski Demikian FAGI ingin Nadim bisa merevolusi Pendidikan salah satunya menghapuskan Ujian Nasional (UN).
“Di pandang dari segi pedagogis FAGI kecewa dengan penunjukan Nadim Makarim, sebagai Mendikbuddikti. Karena ada harapan setiap individu yang berprofesi di bidang pendidikan untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dengan menjadi puncak pinpinan di bidangnya. Baik guru maupun dosen,” ujar Ketua FAGi, Iwan Hermawan, kepada Pasjabar, Jumat (25/10/2019).
Ia mengatakan hal ini juga lantaran Mendikbud sedang menjalankan linieritas bagi guru, dosen dan para birokrasi pendidikan di tingkat bawah sebagaimana amanat PP No 11 thn 2017 ttg Managemen PNS .
“Namun jika di pandang dari pengalaman empiris selama puluhan tahun, dengan penunjukan mentri yang berlatar belakang dari kependidikan, kita tetap tidak ada perubahan peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik,” paparnya.
Oleh karenannya Iwan berharap, dengan penunjukan Nadim Makarim yang masih berusia muda dan tidak berlatar belakang LPTK, yang di anggap kebijakan yang kontraversial, FAGI berharap beliau berani melakukan Revolusi Pendidikan.
“Semoga beliau berani berani melakukan revolusi Pendidikan di Indonesia salah satunya dengan adanya keberanian untuk mereduksi mata pelajaran yang di pandang terlalu gemuk di banding dengan negara lain , khususnya di tingkan pendidikan menengah, sehingga sangat merepotkan siswa,” tegasnya.
Selain itu, FAGI juga berharap guru kedepan bisa kembali berkonsentrasi mengajar tidak terlalu banyak di bebani pekerjaan-pekerjaan Administrasi seperti sekarang ini ,
“Guru harus diberi kebebasan untuk berekspresi tidak dikooptasi langsung dalam pembelajaran oleh Kemendikbud, “ jelasnya.
Iwan juga menyebutkan Nadim harus berani menghapuskan oleh Ujian Nasional karena dianggap pemborosan biaya sementara kegunaanya sedikit.