BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sudah masuk akhir tahun, namun ternyata resapan APBD 2019 baru mencapai 80 persen. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna.
“Ini terkait beberapa program yang tidak bisa diselesaikan,” ujar Ema, Senin (4/11/2019).
Beberapa program yang dimaksud adalah pembangunan rumah deret yang sekarang masih belum bisa dilakukan.
“Kita belum bisa melakukan pembangunan rumah deret, karena kondisi keamanan. Karena bagaimanapun juga, masalah kondusifitas merupakan prioritas kami,” papar Ema.
Meski demikian, Ema tidak menjelaskan secara rinci, maksud dari keamanan yang dijaga. “Itu kebijakan pihak keamanan untuk menjelaskan secara rinci, bagaiman kondisi keamanan di lokasi,” terang Ema.
Menurut Ema, anggaran yang tidak terserap dari rumah deret ini, sekitar Rp21 miliar. Selain rumah deret, pembangunan kolam retensi di Gedebage, dan program Disdik yang tidak bisa dipaksakan.
“Tapi secara keseluruhan mayoritas berjalan,” katanya.
Ema mengatakan, ada perbedaan angka dari angka terrekonsiliasi. “Rekonsiliasi itu tidak memasukan angka yang proses pencairan sedang berjalan,” terangnya.
Jadi angka rekonsiliasi dengan progres. Karena ada dinas-dinas yang sudah dalam proses melakukan pencairan.
Untuk kecamatan, yang paling minim penyerapan adalah kecamatan Astanaanyar yang baru melakukan penyerapan sebesar 27 persen.
“Tapi kami mendorong, mudah-mudahan di akhir tahun bisa mengejar ketertinggalan,” katanya.
Sedangkan SKPD yang paling baik melakukan penyerapan adalah Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), untuk kecamatan yang paling baik adalah kecamatan Andir.
Disinggung mengenai berapa persis jumlah sisa lebih perhitungan anggaran (SILPa), Ema mengaku belum tahu.
“Angka persisnya untuk SILPA kita belum tahu. Saya akan memerintahkan BPKA untuk menghitung SILPA,” tambahnya.
Untuk SILPA ini, perhitungannya harus benar, karena jika terlalu besar, akan ada anggapan perencanaan tidak baik. “Tapi kalau sedikit, juga tidak baik untuk pembiayaan,” pungkasnya. (Put)