BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Walikota Bandung Oded M.Danial mengaku, idenya mengganti gadget dengan anak ayam didukung MenPan RB.
“Di Batam bertemu pak Tjahyo Kumolo. Beliau mengatakan bagus program DOC (day old chik) nya itu. Program itu bagus bukan semata mata hanya untuk memberikan ekstrakuliker untuk anak- anak akan tetapi itu terwujudnya terbentuknya sebuah pendidikan karakter, luar biasa saya ketika mendapat dukungan dari beliau semakin semangat,” jelas Oded di SMPN 2, beberapa waktu lalu.
Oded menambahkan, Pemkot Bandung sendiri sudah siap sedia untuk memenuhi kebutuhan anak ayam, bagi murid-murid SD di Kota Bandung.
“Sekarang sudah ada, saya sudah punya anak ayam ya, sudah ada sekitar 250 ekor. Yang Dispangtan juga sedang mempersiapkan tapi selain itu saya juga minta kepada disdik agar mereka membuat dulu apa namanya agar dimasukkan kedalam kurikulum dan nanti juga tidakk semata mata langsung dikasih tetapi diedukasi dulu agar bagaimana cara memelihara ayam,” paparnya.
Oded berharap dengan program tersebut edukasi pendidikan karakter terwujud.
“Karakter mencintai binatang. Aspek biologinya seminggu dipegang mereka bulu ayamnya jadi panjang berapa cm. Seperti dulu kita menanam biji kacang hijau untuk kacambah, satu hari berapa cm. Lalu aspek edukasi enterprenuer dari beli 7 ribu dipelihara 3 bulan dijual jadib25 ribu berati anak anak tumbuh luar biasa, yang lain banyak lagi,” katanya.
Program memelihara anak ayam ini, menurut Oded berkorelasi dengan program KangPisMan (pisahkan dan manfaatkan).
Korelasinya, jika nanti anak- anak diberi ayami sejodo minimal membantu program kang pisman semisal sisa sisa makanan di dapur bisa dimanfaatkan jadi makanan ayam.
“Mininal remeh remeh wae didapur bikeun ka hayam, manfaat lainnya juga ada dan biarkan anak punya kesibukan,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dispangtan Kota Bandung Gingin Ginanjar, pihaknya memang telah menyiapkan terutama dari sisi teknis.
“Karenanya ini akan menjadi mata pelajaran bagi siswa SD mau pun SMP. Karena Disdik punya program yang sudah melekat khususnya dalam program Bandung masagi,” ujar Gingin.
Teknisnya lanjut dia, setiap siswa akan diberikan anak ayam satu anak satu ekor, untuk siswinya akan diberi bibit cabe merah dan cabe rawit.
“Nanti sistem pembelajaranya nanti sekolah membuat kelompok belajar untuk mengamati ayam. Satu kelompok ada 5 orang, jadi ada yang bertugas mengamati ayam, membuat laporan, membuat kandang yang efektif dan sebagainya. Kandang ini kan kelompok, nanti akan di tentukan dari 5 orang itu mana yang memiliki lahan yang lebih,” paparnya.
Untuk tahap pertama, Dispangtan akan menyediakan 1000-2000 ekor anak ayam.
Namun demikian Gingin menyampaikan karena faktor cuaca sehingga tidak mendukung dan kondisi ayam saat ini pun menurun.
“Pihaknya akan mencari dari berbagai suplayer, nanti yang akan melaksanakan sebetulnya bukan Dispangtan tapi komunitas yang mengadakanya. Jadi sebetulnya Dispangtan itu suport teknis bagaimana merawat ayam, bagaimana budidayanya,” jelas Gingin.
Karenanya untuk program ini Dispangtan tidak menganggarkan dari APBD. “Jadi kita mendapatkan suport dari komunitas, ya komunitas itu yang akan menyediakan pengadaan ayam itu. Karena di awal kita tidak ada anggaran, kita akan mencoba di dua Kecamatan rencanaya Gedebage dan Cibiru. Jadi kita akan melihat dulu bagaimana perkembangan, mudah-mudahan kita bisa berhasil. Ya keinginanya semua kecamatan ya,” tandasnya. (Put)