BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — “Harapan buat Cep Emil, saya doakan supaya lebih maju lagi, sehat jasmani dan rohaninya, terima kasih sudah ingat saya dan mau datang ke rumah yang sederhana ini,” ucap Nunung.
Nunung Nurhasanah (62) adalah pensiunan guru. Dan di antara ribuan siswa-siswi yang pernah diajarnya selama bertugas, ada sosok Mochamad Ridwan Kamil alias Emil, Gubernur Jawa Barat (Jabar) periode 2018-2023.
Kini, tepat di peringatan Hari Guru setiap tanggal 25 November, Emil atau Cep Emil mengunjungi rumah sang guru di Jalan Srimahi 3, Kelurahan Ancol, Kecamatan Regol, Kota Bandung, untuk memberikan penghormatan dan penghargaan kepada Bu Nunung.
Lebih dulu, Emil menceritakan bagaimana malam sebelumnya ia teringat dan rindu untuk bertemu sosok Bu Nunung yang mengajarinya di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar (SD) ini.
“Bu Nunung ini guru saya ketika sekolah di SD Banjarsari 3 Bandung. Guru saya banyak tapi entah kenapa yang terlintas di kepala hanya Bu Nunung, makanya tadi malam saya bilang ke ajudan carikan mantan guru saya namanya Bu Nunung, alhamdulillah ketemu,” ujar Emil pada Senin (25/11/19).
Emil pun mengatakan, Bu Nunung punya jasa besar dalam hidupnya, termasuk menjadi salah satu faktor kesuksesan dalam karir Emil hingga menjadi seorang pemimpin bagi provinsi dengan jumlah penduduk terbesar se-Indonesia ini.
“Hari ini kan Hari Guru, kalau kita refleksi siapa kita hari ini itu karena peran guru yang luar biasa, jadi leadership saya hari ini sebagai gubernur itu sekian persennya karena motivasi dari Bu Nunung,” kata Emil.
Sambil mengenang masa SD ketika menjadi murid Nunung di awal tahun 80-an, Emil pun bercerita pernah memecahkan kaca ruang guru hingga dihukum membersihkan ruangan kelas selama tujuh hari. Saat itu, Emil memang dikenal anak yang hiperaktif, nakal dan susah diatur.
“Saya dulu anaknya agak nakal, hiperaktif, susah diatur, sempat memecahkan kaca ruang guru lalu saya dihukum tujuh hari untuk bersih-bersih,” ucapnya.
Namun, lanjut Emil, Bu Nunung saat itu melihat ada potensi dalam diri Emil cilik yang bisa dikembangkan dan diarahkan kedalam aktivitas keorganisasian seperti Paskibra atau Pramuka.
“Bu Nunung ini mengarahkan saya supaya hiperaktif ini disalurkan ke aktivitas keorganisasian seperti Paskibra, Pramuka, tarian masal,” tutur Emil.
Dan, sebagai bentuk terima kasih Emil atas peran dan jasa sang guru tercinta, Emil pun akan memberangkatkan umroh Bu Nunung dan suami.
“Beliau (Bu Nunung) ingin saya umrohkan bersama suaminya, mudah-mudahan saling mendoakan. Dan ternyata beliau suka mendoakan saya karena sering melihat di televisi lalu teringat batinnya,” ujar Emil mengakhiri. (*/tie)