PASJABAR

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Paguyuban Pasundan, Pasjabar/Pastv dan Komunitas Penulis Perempuan Indonesia (KPPI) menggelar workshop penulisan cerpen di Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatra no 41 Kota Bandung pada Sabtu (4/1/2020).

Acara yang diikuti oleh puluhan peserta dinarasumberi oleh jurnalis, penyair dan novelis,  Zaky Yamani dan Penyair, novelis sekaligus penulis narkah drama, Ahda Imran.

Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si. menyampaikan bahwa kegiatan yang dilangsungkan di Paguyuban Pasundan ini sebagai bentuk dukungan dari Paguyuban Pasundan dalam mendampingi, menyertai dan membantu para penulis perempuan dalam menuangkan pemikiran,  ide dan karyanya.

“Salah satu visi dari Paguyuban Pasundan adalah memerangi kebodohan, dan salah satunya dengan menulis. Dan untuk menulis, maka mereka dituntut untuk membaca,  dengan membaca akan membuat mereka lebih menyadari apa yang ada di dalam dirinya serta apa yang terjadi di lingkungannya,” terangnya.

Prof Didi melanjutkan bahwa kebesaran orang itu tergantung dari kekuatan berpikir, dan dengan memikirkan apa yang dibaca, akan menghasilkan banyak gagasan.

“Dari gagasan besar para perempuan ini akan menghasilkan kekuatan besar. seorang perempuan bisa menjadi pewaris nilai-nilai bangsa Indonesia,  karena nilai etik maupun moral saat ini sedang berada di titik nadir. Menulis adalah bentuk sebuah usaha,  nampak tidak terlalu besar namun jangan dianggap kecil pengaruhnya,” tandasnya.

Perempuan terang Prof Didi memiliki kekuasaan yang luar biasa  dan Tuhan mewariskan kekuatan terselubung untuk  generasi  perempuan,  sebagai bentuk kasih sayang yang luar biasa.  Apabila perempuan menulis dengan kasih maka akan diterima juga dengan kasih dan sayang oleh masyarakat.

Sementara itu, ketua KPPI Ratna M. Rohiman berkata bahwa kegiatan ini digelar sesuai program KPPI untuk meningkatkan skill menulis para anggota dan sesuai visi KPPI untuk mencerdaskan perempuan dalam pola pikir dan kualitas hidupnya

“Semoga dengan workshop ini dapat memperbaiki kualitas penulisan peserta,  bagaimana mereka dapat mengetahui tulisan yang baik dan berharap kedepannya akan muncul cerpenis yang kuat,” ucap Ratna. (Tan)