BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — UNPAD menggelar acara Grand Opening Bandung Bee Sanctuary (BBS) pada Jum’at (10/1/2019) di Kawasan Fakultas Psikologi Jalan Dago No 438 Bandung.
Dalam acara ini melibatkan Community empowerment, green and sustainable business model, start up development, IoT and technology, critical land revirtalization, resaurces sharing pentahelix partnership serta product and services development.
Rektor UNPAD Prof. Dr. Rina Indiastuti, M.SIE., menyampaikan bahwa lewat program UNPAD dapat melakukan socio technopreneurship artinya bagaimana entrepreneurship digabungkan dengan unsur sosial dan sentuhan aplikasi teknologi.
“Dalam program Bandung Bee Sanctuary lebah diproduktifkan untuk lebih berkembang lagi, namun disamping itu adalah bagaimana menbudidayakan produk madu bersama masyarakat, bagaimana membangun model bisnisnya yang nantinya dapat menciptakan bukti nilai tambah untuk memproduksi produk produk dari turunan madu tersebut,” tandasnya.
Dari sini, lanjut Prof Rina semua pihak dapat berkolaborasi dengan pasar, juga masyarakat serta kalangan manapun, baik menengah kebawah, ibu-ibu, anak muda dan lainnya.
“Dengan memanfaatkan apa yang ada di dalam, salah satunya madu, kita dapat menciptakan rantai ekonomi yang luar biasa. Ini adalah suatu model yang diharapkan dapat diaplikasikan ditempat lain di Jawa Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya. Disamping itu, hal ini merupakan hasil dari inovasi dan kretifitas dari aspek bisnis maupun inovasi madunya,” paparnya.
Sementara itu ketua tim riset Bandung Bee Sanctuary Dwi Purnomo, memgungkapkan bahwa Bandung Bee Sanctuary, merupakan upaya pemberdayaan usaha sosial masyarakat berbasis budidaya lebah dan sedikit orang yang menyadari bahwa budidaya lebah madu memiliki potensi yang cukup besar dalam hal peningkatan ekonomi masyarakat.
“Hal ini disebabkan karena dalam pembudidayaan lebah madu produsen mampu menghasilkan berbagai jenis produk yang memiliki nilai jual tinggi, seperti madu, royal jelly, propolis, cuka madu, dan banyak lagi,” sahutnya.
Disamping itu lanjut Dwi bahwa produk-produk yang dihasilkan lebah juga memiliki kandungan yang sangat menyehatkan dan bisa menjadi obat mujarab sehingga permintaan pasar pun akan terus ada mengingat banyak yang membutuhkannya untuk alasan kesehatan.
“Adapun proses pembudidayaannya pun juga relatif mudah karena lebah-tebah tersebut mampu mencari makanan dengan sendirinya sehingga modal yang harus dikeluarkan para produsen budidaya lebah pun relatif kecil. Berbagai keuntungan yang didapat ini tentunya bisa menjadi suatu peluang usaha yang sangat menjanjikan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” paparnya.
Berangkat dari hal itu, pada tanggal 10 Januari 2020 tepatnya pada Hari Lingkungan Hidup Indonesia diperkenalkanlah Bandung Bee Sanctuary (BBS), sebagai pusat pembudidayaan dan edukasi lebah berbasis teknologi di Bandung.
“BBS ini merupakan inisiasi dari Universitas Padjadjaran dan berkolaborasi dengan The Local Enablers, sebuah ekosistem kewirausahaan sosial berbasis teknologi yangmengedepankan aspek lokalitas menjadi kekuatan ekonomi masyarakat. Lahan seluas 7 hektar ini pada awalnya merupakan lahan kritis yang terletak di belakang BPIP Pusat Psikologi Unpad yang sudah lama terbengkalai,” tambahnya.
Dengan semangat kolaborasi dan perwujudan dampak sosial yang berkelanjutan, lahan kritis tersebut diaktivasi kembali untuk menjadi lahan yang produktif dan bermanfaat. Proses pengaktivasian lahan kritis ini tidak hanya dilakukan oleh Unpad ataupun stakeholder terkait, melainkan juga turut melibatkan masyarakat secara langsung dengan harapan masyarakat setempat memiliki rasa kepemilikan yang tinggi sehingga turut berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan BSS.
Dwi pun melanjutkan bahwa selain untuk menjadi pusat budidaya lebah, BSS nantinya juga akan diproyeksikan menjadi pusat edukasi lebah, pusat pemberdayaan masyarakat berbasis lebah, dan pusat edukasi masyarakat terkait pelestarian lingkungan. Tujuannya agar BBS bisa menjadi corong penggerak perekonomian masyarakat serta meningkatkan kapasitas dan kemampuan berwirausaha masyarakat.
“Adanya BBS yang sangat inovatif ini turut memperhatikan aspek keseimbangan antara profit, planet dan people. Dengan kata lain, kehadiran BBS tidak hanya untuk kepentingan keuntungan semata melainkan berupaya memberikan dampak positif bagi pemberdayaan kualitas manusia dan memberikan jaminan keamanan bagi lingkungan yang harus dijaga keberlangsungannya,” pungkasnya. (Tan)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…