Prof Didi : Perbaikan Sistem Pendidikan Upaya Hilangkan Fenomena Kerajaan Fiktif

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COMFenomena kerjaan fiktif yang saat ini mengkhawatirkan masyarakat Indonesia, salah satunya bisa ditangkal dengan perbaikan system pendidikan yang ada saat ini.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Pegurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan Prof DR. H. Didi Turmudzi, MSi, dalam Line Talk  “Memaknai Sunda dalam Bingkai NKRI” bersama dengan Dr. Tata Sukayat, M.Ag dari Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Syiar Islam Unpas di Lantai 6, Gedung Pascasarjana, Universitas Pasundan, Jalan Sumatera 41, Selasa (4/2/2020) sore.

“Adanya fenomena kerjaan – kerjaan fiktif yang membuat resah warga khususnya Jawa Barat ini salah satunya adanya kesenjangan pemikiran, paradoksal keberagaman dari bawah ke atas yang memang sebetulnya mereka yang melakukan tahu itu salah, tapi terus melakukan kesalahan karena adanya paradoksal keberagaman agama, budaya di Indonesia,” ujar Prof. Didi.

Mereka dikatakan Didi sangat ingin agar bangsa Indonesia khususnya Jawa Barat bisa tidak harmonis sehingga bisa melahirkan apapun untuk mengacaukannya.

“Dari fenomena itu sebetulnya kita bisa melihat, jika saat ini barangkali moral bangsa sudah dalam titik nadir. Dan perlu waktu untuk perbaikan kembali,” terangnya.

Salah satu yang harus saat ini dilakukan untuk menangkal pemikiran tersebut yakni dari keluarga, pendidikan dan media.

“Jadi harus mulai kembali di tata dari pranata keluarga, pendidikan dan media. Apalagi ditengah kesibukan manusia saat ini yang lupa akan keluarga dan juga era IT membuat manusia sulit harmonis termasuk di keluarga sendiri,” jelasnya.

Selain perbaikan di keluarga sebagai lingkung terkecil, yang utama juga yakni perbaikan dalam system pranata pendidikan.

“Pendidikan saat memang kalau diperhatikan hanya mengedepankan daya saing, kecerdasan dan intelektual. Dan lupa dengan mendidikan akhlak mulia dan moral kehidupan dan inilah yang harus mulai diperaiki juga karena memang harus disadari jika Indonesia memang beraneka ragam,” jelas Didi.

Didi juga menyoroti media yang memang harus memiliki tanggung jawab dan memiliki kewajiban untuk menjaga skulerisme dan juga keberagaaman tersebut dengan menjaga Pancasila dalam informasinya serta bertanggung jawab terhadap budaya dan agamanya.

Oleh karenanya Didi menyebutkan sebagai salah satu organisasi terbesar dan terlama di Jawa Barat, Paguyuban Pasundan sudah memulai membenahi hal tersebut. Dan saat ini yang sedang digenjot yakni membantu pemerintah untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui koperasi. (tie)

admin

Recent Posts

Larangan TikTok Berlaku, Aplikasi Tidak Lagi Tersedia di AS

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - TikTok telah memberi tahu pengguna di Amerika Serikat atau AS bahwa mereka…

2 menit ago

Kebakaran di Museum Satria Mandala, Tidak Ada Korban Jiwa

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Sebanyak 32 personel Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta…

1 jam ago

PT KAI Luncurkan Kereta Api Baru dan Gapeka 2025 pada 1 Februari

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan meluncurkan sejumlah kereta api baru bersamaan…

2 jam ago

Membaca Kekalahan Persib dari Dewa United

Oleh: Deden Ramdan, Pengamat Komunikasi Publik Unpas BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Rekor tak terkalahkan Persib Bandung…

3 jam ago

Presiden Prabowo Tetapkan 10 Hari Cuti Bersama untuk ASN di 2025

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Presiden Prabowo Subianto resmi menetapkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2025,…

4 jam ago

Film Horor Pengantin Setan Resmi Tayang, Kisah Viral yang Menghantui

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Film horor Indonesia bertajuk Pengantin Setan telah resmi dirilis di seluruh bioskop…

5 jam ago