BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Ditemukannya kasus virus Corona atau COVID-19 di Indonesia membuat semua pihak waspada, termasuk kampus – kampus baik negeri dan swasta di Jawa Barat, yang memang banyak berinteraksi dan bekerjasama dengan berbagai pihak dari luar negeri termasuk negara -negara terdampak Corona.
Seperti yang disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Pasundan (Unpas), Dr. H. Deden Ramdan MSi.CICP.DBA kepada Pasjabar, Senin (2/3/2020) malam, jika pihak Unpas sudah mereschedule atau menunda sementara beberapa kesepakatan dengan negara terdampak corona.
“Ketika virus Corona mulai merebak, pihak kampus memang sudah menunda beberapa kesepakatan seperti worshop, seminar, perjalanan dinas dan lain-lain ke negara terdampak Corona. Salah satunya dengan Jepang, Cina dan Korea Selatan,” tutur Deden.
Salah satu kegiatan yang harus ditunda hingga batas waktu yang tidak ditentukan yakni kegiatan Student Champ yang melibatkan 13 negara ASEAN termasuk didalamnya Jepang, Cina dan Korea Selatan.
“Kegiatan itu terpaksa ditunda hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan sampai dengan faktor eksternal COVID-19 dinyatakan musnah. Dan pelarangan yang sama akan dilakukan secara umum kepada yang belum transaksi atau beraktivitas dengan pihak mitra,” ujarnya.
Meski demikian, Deden menyebutkan beberapa agenda yang sudah terjadwal seperti salah satunya Seminar One Asia yang akan digelar bulan ini akan tetap dilaksanakan sesuai jadwal.
“Belum ada pemberitahuan untuk pengunduran, karena Seminar One Asia ini bersifat rangkaian Premier dan masih sesuai jadwal yakni 11 Maret mendatang,” ungkap Deden.
Sementara itu Rektor Telkom University, Prof Dr. Adiwijaya mengatakan jika pihaknya sudah melakukan pemberitahuan kepada semua civitas akademika diantaranya, menangguhkan berbagai kegiatan ke luar negeri terutama yang telah terindikasi corona, menangguhkan kedatangan tamu dari luar negeri khususnya terdampak Corona. “Namun jika memang harus diselenggarakan maka bisa dilakukan dengan cara komunikasi jarak jauh,” ujarnya.
Selain itu kampus juga meminta seluruh civitas akademika yang sudah melakukan perjalanan dinas dari luar negeri diwajibkan untuk melakukan cek kesehatan dan melaporkan jika ternyata mendapat gejala indikasi Corona.
Hak senada di sampaikan Rektor Universitas Padjajaran, Prof. Dr. Rina Indiastuti, M.SIE. memberikan himbauan bagi para dosen, mahasiswa dan civitas akademik untuk siap siaga menghadapi virus corona di mana perkembangannya telah mencapai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD).
“Hingga Senin, 2 Maret 2020 virus corona atau covid-19 telah masuk ke 53 negara termasuk Cina dengan sebagian besar negara telah mengalami tranmisi dari orang ke orang, sehingga kita perlu meningkatkan kesiap siagaan,” terangnya.
Larangan yang diberlakukan pun sama dengan yang dilaksanakan di kampus lainnya seperti menangguhkan semua perjalanan dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa ke luar negeri serta tamu dan mahasiswa asing dari luar negeri untuk keperluan yang dapat di tunda terutama ke dan dari negara-negara yang terdampak Covid-19 sampai batas waktu yang belum ditentukan. Di mana daftar negara yang terdampak Covid-19 dapat diakses dari situation report WHO.
“Kami juga mengimbau bagi yang baru datang dari luar negeri terutama dari negara yang terdampak Covid-19, temasuk tamu dan mahasiswa asing untuk melakukan pembatasan interkasi atau self isolated dengan orang lain selama I4 hari sejak kedatangan ke Indonesia,” ulasnya.
Jika dalam masa 14 hari, lanjut Prof Rina mengalami demam, batuk, pilek dan sesak pernapasan Seperti gejala penyakit flu maka lakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dan menyampaian kondisi pelaporan kepada Direktorat Sumber Daya Manusia Universitas Padjadjaran.
“Kami juga mengimbau Seluruh Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa Universitas Padjadjaran, tamu dan mahasiswa asing untuk melaksanakan Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) antara lain dengan mengkonsumsi makanan sehat guna meningkatkan daya tahan tubuh, mencuci tangan menggunakan sabun, menghindari pusat-pusat keramaian jika tidak diperlukan dan pergunakan masker selama berada di pusat keramaian dan angkutan massal,” tandasnya.
Adapun bagi yang merasa kesehatan tubuhnya sedang menurun sebaiknya dapat untuk selalu menggunakan masker atau menghindari interaksi dengan orang Iain agar terhindar dari kemungkinan infeksi Covid-19.
“Disamping itu perlu kita pun perlu terlibat secara aktif dan siap Siaga termasuk dalam menghadapi infeksi Covid-19 dengan cara meningkatkan literasi pengetahuan atas bahaya infeksi Covid-19. membantu menyediakan fasilitas cuci tangan berbahan sabun hand rub berbasis alcohol serta menjaga kebersihan tempat kerja dan tempat tinggal kita,” tandasnya.
Sementara itu rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. N.R Reini D. Wirahadikusuma menyampaikan bahwa dengan semakin merebaknya wabah virus Corona (COVlD-19), dan untuk menghindari serta mengantisipasi penyebaran virus tersebut, Pimpinan Institut Teknologi Bandung (ITB) mengimbau kepada seluruh civitas akademi untuk menangguhkan perjalanan ke negara-negara terdampak COVID-19.
“Untuk perjalanan luar negeri yang sifatnya penting dan tidak dapat ditunda, warga kampus ITB harus meminta persetujuan pimpinan unit kerja, dengan tembusan kepada Wakil Rektor Bidang Sumber Daya (WRSD) ITB. Bagi yang diberikan izin, mohon untuk mengikuti prosedur kesehatan berdasarkan ketentuan Pemerintah Republik Indonesia dan otoritas kesehatan setempat. Untuk sementara menangguhkan kunjungan tamu dari negara-negara terdampak COVlD-19 ke lingkungan 1TB sampai batas waktu yang belum ditentukan. Untuk kegiatan yang tidak bisa ditangguhkan, imbauan ini dapat ditinjau melalui mekanisme koordinasi dengan WRSD,” jelasnya.
Bagi warga kampus ITB yang baru saja kembali dari perjalanan ke luar negeri (terutama China, Korea, Jepang, Singapura, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, India, Amerika Serikat, Kanada, Italia, Jerman, Perancis, Inggris, Iran, Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, dan Belanda) diharapkan juga dapat membatasi interaksi (self Isolated) dengan warga kampus ITB lainnya maupun anggota keluarga/ rumah tangga selama 14 hari sejak kepulangan ke Indonesia. jika dalam masa 14 hari tersebut, warga kampus ITB yang bersangkutan mengalami demam, batuk, pilek, sesak dan lainnya, mohon untuk segera memeriksakan diri ke Klinik Utama Bumi Medika Ganesa (BMG) ITB / Klinik Pratama 1TB dan mengirimkan hasil check-up ke WRSD.
“Kami mengimbau agar warga kampus ITB selalu menjaga kesehatan dan jika merasa sakit atau mengetahui rekan, atau tamu ITB mengalami gangguan kesehatan khususnya yang mengarah pada gejala COVID-19 untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke Klinik Utama BMG ITB/ Klinik Pratama ITB/ Rumah Sakit terdekat agar mendapatkan penanganan segera yang semestinya serta melakukan perilaku hidup sehat dengan lebih sering mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan sehat agar lebih meningkatkan daya tahan tubuh, meminimalkan kegiatan di keramaian yang kurang diperlukan,” pungkasnya. (tie/tan)
JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- Untuk memperkuat bisnis, bank bjb menjalin berbagai sinergi strategis demi memberikan manfaat…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…