BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Suci Zahari Abdi (33) sudah 9 tahun mengabdi sebagai guru bahasa Sunda di SMP Pasundan 1 Bandung. Ia menjadikan profesinya itu sebagai sarana untuk melestarikan bahasa Sunda.
Ia tak mau bahasa Sunda lenyap dimakan zaman. Karena itu, ia ingin berusaha membentuk para siswanya untuk bisa berbahasa Sunda dengan baik dan benar.
Selain mengajar bahasa Sunda di kelas, ia punya trik khusus untuk membuat siswanya mau berbicara bahasa Sunda. Ia menanamkan kebiasaan siswanya untuk berbicara menggunakan bahasa Sunda saat bertemu dengannya.
“Misi saya minimal dalam sehari-hari mereka bisa ngobrol dengan saya pakai bahasa Sunda,” ujar Suci.
Dengan cara itu, ia berharap siswanya punya kemauan untuk memperdalam belajar bahasa Sunda. Sehingga, mereka akan turut jadi pelestari bahasa Sunda dan tak lagi ragu atau malu berbahasa Sunda.
Suci sendiri tertarik menjadi guru bahasa Sunda karena berasal dari keluarga dan dibesarkan di lingkungan kental berbahasa Sunda di Majalengka. Hal itu membuatnya mantap untuk jadi pengajar bahasa Sunda.
Sebagai guru bahasa Sunda, ia mengakui tak mudah mengajarkan bahasa Sunda. Apalagi, mayoritas siswanya berasal dari kawasan perkotaan yang sejak kecil dibesarkan di lingkungan berbahasa Indonesia.
“Kalau dibilang berat ya berat, tapi dinikmati aja, optimis aja,” ungkap Suci.
Sementara selain di sekolah, ada kebiasaan unik yang dilakukan Suci. Di rumah, ia membiasakan diri berbicara menggunakan bahasa Sunda, termasuk dengan dua anaknya.
Hal itu sejalan dengan sang suami yang juga kebetulan juga guru bahasa Sunda. Sehingga, ia dan sang suami bisa dengan leluasa mengajarkan bahasa Sunda sejak dini.
“Saya mengajarkan bahasa Sunda karena kalau bahasa Indonesia bisa dipelajari di lingkungan luar, misalnya di sekolah,” tutur Suci. (ors)