BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona alias COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Teranyar, jumlah pasien positif menjadi 27 orang.
Menyikapi hal itu, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mengambil langkah khusus. Ada beberapa yang dilakukan. Salah satunya menambah ruang isolasi khusus.
“Dengan meningkatnya pasien yang terkonfirmasi positif (di Indonesia), kami melakukan beberapa strategi,” kata Dirut RSHS Nina Susana Dewi di RSHS, Kota Bandung, Rabu (11/3/2020).
Apa saja strategi itu? Untuk pelayanan pasien, kini di RSHS ada dua ruang isolasi khusus dari yang sebelumnya hanya satu ruangan. Satu ruangan masing-masing memiliki lima tempat tidur serta sarana dan prasarana yang lengkap.
RSHS juga sudah menyiapkan langkah lain jika sewaktu-waktu pasien yang diduga terinfeksi virus corona mendadak bertambah banyak. Ada beberapa ring yang akan dibuat.
“Dengan kemungkinan melonjaknya pasien, kami sudah membuat strategi ring. Ada ring satu RIIKK (Ruang Isolasi Infeksi Khusus Kemuning), ring dua kami akan menggunakan ruang isolasi yang non ventilator. Semuanya ada di lantai satu (Gedung Kemuning),” jelasnya.
“Jika ring dua penuh, kami akan menggunakan HCU (sebagai ring tiga), itu masih di Gedung Kemuning, ada tujuh tempat tidur di situ. Dan jika masih memerluan tempat isolasi, kami akan menggunakan ruang di IGD, itu ring empat istilahnya,” tutur Nina.
Sedangkan bagi pegawai internal RSHS, ada stratei khusus juga yang dilakukan. RSHS membagi kawasannya menjadi beberapa zona.
“Ada zona merah di sekitar RIIKK, jadi karyawan jangan sering-sering lewat situ,” ucap Nina.
Lalu ada zona kuning yang lebih longgar alias bisa lewati. Satu lagi ada zona hijau yang dikhususkan untuk pelayanan. Di zona ini tergolong orang lebih bebas berlalulalang karena realtif ‘aman’.
Kenapa kebijakan atau strategi ini baru dilakukan sekarang? Menurut Nina, harusnya strategi ini dilakukan sejak awal. Tapi, di awal-awal informasi soal kasus corona, potensi bahayanya tidak sebesar sekarang. Kemungkinan pasien dengan kondisi berat pun saat itu diperkirakan tidak ada.
“Jadi, sekarang begitu pasien terus meningkat, kami menghindarkan karyawan kami sendiri (dari kemungkinan negatif). Kami tanggung jawab terhadap karyawan (serta pasien dan pengunjung RSHS),” jelasnya.
“Saya tidak mau karyawan saya yang disuruh kerja tapi ternyata tidak ditunjang dengan batasan-batasan supaya mereka tetap terjaga kesehatannya,” tandas Nina. (ors)