BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Tim medis yang menangani pasien virus corona atau COVID-19 diperkirakan akan mengalami kekhawatiran. Meski mereka sudah memiliki pengetahuan untuk perlindungan diri, termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) dan berbagai langkah ansitipatif, kekhawatiran diyakini akan tetap ada.
Sebab, interaksi dan intensitas mereka bertemu pasien sangat sering. Sehingga, secara psikis mereka kemungkinan akan terganggu. Mereka bisa saja dibayangi rasa takut akan tertular virus corona di sela menjalankan tugasnya.
Dokter spesialis ahli kejiwaan RS Melinda 2 Bandung Teddy Hidayat mengatakan sangat penting memberi pendampingan khusus bagi tim medis yang menangani corona, mulai dari dokter, perawat, serta petugas lainnya.
“Petugas kesehatan di rumah sakit itu harus mendapat perhatian. Artinya, agar mereka memiliki kesiapan secara mental, kecemasan, ketakutan, depresi. Apalagi kalau ketahuan salah satu karyawan di rumah sakit terkena (tertular virus corona), itu pasti (menimbulkan kecemasan pada tim medis),” kata Teddy.
Begitu juga dengan pasien. Menurutnya, pasien juga psati mengalami stres hingga berbagai perasaan negatif lainnya. Apalagi, khususnya yang dinyatakan positif, mereka akan diisolasi selama 14 hari di ruangan isolasi khusus rumah sakit.
Kekhawatiran juga akan bertambah karena bisa jadi pasien berpikir akan dikucilkan masyarakat. Apalagi jika hal ini benar-benar terjadi, gangguan psikis berpotensi dialami pasien meski nantinya sembuh.
Karena itu, ia menyarankan tim medis dan pasien untuk didampingi ahli kejiwaan. Sehingga, mereka akan membantu untuk memulihkan kondisi kejiwaannya.
“Sekarang saya pikir enggak ada. Siapa sih psikolog, relawan, yang bersedia mendampingi mereka? Tapi, harusnya sih iya (perlu pendampingan ahli kejiwaan),” ucap Teddy. (ors)