BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Publik kini banyak dilanda kekhawatiran terhadap virus corona. Sebab, semakin banyak orang yang dinyatakan positif, termasuk puluhan orang meninggal dunia.
Tapi, daripada terjebak dalam ketakutan, publik justru sebaiknya fokus melakukan pencegahan dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh juga jadi hal penting.
Salah satu yang kini mulai banyak dilakukan warga adalah mengonsumsi rimpang-rimpangan seperti jahe, kunyit, dan temulawak. Bermanfaatkan rimpang-rimpangan ini untuk mencegah atau bahkan ‘melawan’ virus corona?
Menurut Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan Trias Nugrahadi, rimpang-rimpangan itu memang memiliki khasiat untuk daya tahan tubuh. Sehingga, mengonsumsi berbagai rimpang-rimpangan itu sangat dianjurkan.
“Itu adalah upaya kita untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Itu (rimpang-rimpangan) berkah Allah SWT kepada kita. Dengan cara seperti itu (mengonsumsi rimpang-rimpangan), daya tahan tubuh kita akan bagus,” kata Trias.
Saat daya tahan tubuh bagus, virus apapun yang masuk ke dalam tubuh, termasuk virus corona, menurutnya akan ‘dilawan’ secara otomatis oleh tubuh. Virus itu akan menjadi lemah, bahkan mati. Sehingga, virus itu tak akan memberikan dampak luar biasa terhadap tubuh.
Bahkan, saat gejala awal virus corona seperti demam, batuk, dan flu, tubuh akan memberikan perlawanan. Jika daya tahan tubuh bagus, gejala awal tak akan berlanjut menjadi lebih parah alias menyerang ke saluran pernapasan bagian bawah.
“Karena itu penting upaya kita untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga virus tidak bermultiplikasi atau istilahnya memperbanyak diri. Kalau memperbanyak diri, kemudian tubuh tidak punya daya tahan lagi untuk melawan itu, dia pasti akan menyerang ke saluran pernapasan bagian bawah,” jelas Trias.
Kondisi inilah yang akan berdampak fatal. Sebab, mereka yang terjangkit COVID-19 akan mengalami sesak napas. Apalagi jika penderitanya memiliki riwayat penyakit lain yang justru akan memperburuk keadaan.
Sementara untuk penyajian dari rimpang-rimpangan tersebut, menurutnya tak ada aturan baku. Warga bisa mengonsumsinya dengan cara menjadikannya jamu, diseduh dengan air panas, termasuk dijadikan infused water.
“Mungkin efektivitasnya akan berbeda. Tapi, prinsipnya yang penting bermanfaat. Prinsipnya jangan sampai terjebak soal penyajiannya, jangan tersesatkan cara begini bagus, cara begitu tidak,” tutur Trias. (ors)