BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Universitas Pasundan (Unpas) bersama Paguyuban Pasundan dan RISTEK BRIN menggelar acara Webinar nasional bertema Arah Kebijakan Penelitian di Era New Normal pada Senin (6/7/2020) yang disiarkan secara live di akun channel Youtube PAS TV.
Acara yang diikuti oleh lebih dari 2000 peserta ini pun dinarasumberi oleh ketua APTISI Jawa Barat sekaligus Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp. MSi. M.Kom. dan Reviewer nasional Universitas Riau Prof. Dr. Saryono M.Si dengan keynote speaker Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat RISTEK/BRIN Prof. Ocky Karna Radjasa M.Sc Ph.D,.
Ketua APTISI Jawa Barat sekaligus Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp. MSi. M.Kom. mengulas tentang kebijakan lingkungan di lingkungan APTISI Jawa Barat. Di mana Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (APTISI) merupakan Organisasi profesi yang beranggotakan seluruh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan seluruh Badan Hukum Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (BHP-PTS) di seluruh Indonesia yang berkedudukan di Jakarta.
APTISI mewakili aspirasi Iebih dari 3000 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia, selain berkomitmen menyusun program-program untuk memajukan PTS dan pendidikan nasional juga memposisikan diri sebagai mitra kritis pemerintah dalam pembangunan bangsa baik yang berkaitan dengan dengan masalah pendidikan maupun masalah sosial kemasyarakat.
Program kerja APTISI Jawa Barat antara lain mengatasi masalah berkaitan dengan profil data anggota, Angka Partisipasi Kasar (APK), mengeliminir dikotomi PTS-PTN, pembinaan PTS yang tidak sehat atau non aktif, memperjuangkan bantuan atau hibah dari Pemda Provinsi Jawa Barat untuk stimulasi PTS di Wilayah Jabar dan menginisiasi berdirinya Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM).
“Di tengah COVID 19 ini maka terjadi perubahan arah penelitian skala nasional dan internasional, COVID 19 juga menyebabkan orang menggunakan teknologi dalam kegiatan penelitian dan berbagai aspek kehidupan,” terangnya.
Peninjauan implementasi PPM terhadap Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Edisi XII (Suplemen Panduan PPM pada Masa Covid, 2019) menyebabkan adanya penundaan pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama anggaran yang berasal dari kegiatan Desentralisasi dan Kompetitf Nasional Non PTNBH Usulan Baru, Desentralisasi dan Kompetitf Nasional PTNBH, Penugasan Usulan baru dan Penelitian mendukung Pusat Unggulan Iptek dan Science Techno Park di perguruan Tinggi.
“Sementara untuk kegiatan Penelitan Dosen Pemula, Penelitian lanjutan dengan kontrak tahun jamak, Penelitian kerjasama internasonal bilateral dan multilateral, Penelitian untuk Pasca Sarjana (Penelitian Tesis Magister, Penelitian Disertasi Doktor dan PMDSU), Proposal penelitian yang sudah dilakukan refocusing dan reorientation mendukung covid 19 serta pengabdian kepada masyarakat tidak dilakukan pemotongan anggaran,” jelasnya.
Permasalahan yang dihadapi LLDIKTI 4 dan APTISI, terang Prof Eddy adalah Jumlah proposal hibah ristek yang masih perlu ditingkatkan, baik kualitas maupun kuantitas, Jumlah riset yang berfokus pada prioritas Riset Nasional tentang Konsorsium Riset dan Inovasi COVlD-19 masih rendah, Kondisi Klaster Litmas yang harus ditingkatkan dan Upaya peningkatan Ranking PT.
“Sementra itu, Penguatan kapasitas dosen dalam kegiatan penelitian di era new normal meliputi Pelatihan metode penelitian berkaitan dengan penyesuaian metode dan lokasi, terutama dalam pengumpulan data dan bahan penelitiannya dan pengolahan data,” terangnya.
Di samping itu, pelatihan untuk meningkatkan kemampuan ICT dosen dalam pelaksanaan penelitian, peninjauan besaran insentif dana stimulan penelitian, Peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian, peninjauan besaran insentif dana kepakaran, Peningkatan rangking PT berbasis risbang dan peningkatan klaster perguruan tinggi sehingga dapat meningkatkan serapan dana penelitian dari hibah maupun sumber Iain dan anggaran dana pendamping dari masing masing PTS.
Sementara itu, Reviewer nasional Universitas Riau Prof. Dr. Saryono M.Si menyampaikan bahwa di tengah COVID 19 ini memiliki paradigma penelitian baru yakni penelitian berbasis output, riset berbasis invensi menuju inovasi, diperlukan road map yang jelas, pengukuran tingkat kesiapterapan teknologi (TKT/TRL) dan atau tingkat kesiapan inovasi (KATSINOV/IRL).
“Pelaksanaan pun dilakukan dengan penandatanganan kontrak penelitian, pelaksanaan wajib mengikuti protokol kesehatan COVID 19, Logbook dan dokumentasi lainnya serta adanya reward dan punishment,” tandasnya.
Adapun Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat RISTEK/BRIN Prof. Ocky Karna Radjasa M.Sc Ph.D,. menyampaikan bahwa dalam Pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 ini dilakukan Inisiatif Kemenristek/BRIN untuk membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 agar dapat mendukung percepatan penanganan pandemik Covid-19.
“Seluruh tim peneliti Kemenristek/BRIN pun diarahkan untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat dalam penanggulangan penyakit Covid-19 melalui riset dan inovasi di bidang pencegahan baik vaksin dan suplemen, skrining, diagnosis, pengobatan dan teknologi alat kesehatan terkait Covid-19,” ulasnya. (Tan)