BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ketua TP PKK Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, orang tua harus menyesuaikan pola asuh anak dan memperhatikan tumbuh kembang anak di tengah pademi COVID-19.
“Yang paling penting pada masa seperti ini (pandemi COVID-19) adalah pengembangan pola asuh yang menyesuaikan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Memang tidak mudah, tapi penting bagi kita semua khususnya bagi para orang tua,” kata Atalia dalam jumpa pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (7/7/2020).
Menurut Atalia, pola asuh anak yang sesuai dengan AKB adalah dengan tetap memperhatikan kesehatan dan tumbuh kembang anak melalui pemberian imunisasi dan nutrisi yang baik.
Selain itu, perlu juga menerapkan kebiasaan yang baik guna mencegah penularan COVID-19. Orang tua pun diminta lebih sabar, dan menjaga kondisi psikis anak via komunikasi yang baik.
“Pembiasaan baik juga penting. Masa COVID-19 adalah hal yang menarik, misalnya (sebelum pandemi COVID-19) jarang orang cuci tangan pakai sabun, tapi sekarang di mana-mana sudah ada alat cuci tangan, khususnya di tempat-tempat pelayanan masyarakat,” ucapnya.
“Yang paling penting pembiasaan baik ini juga dilakukan di rumah. Anak-anak perlu diberikan kebiasaan selain makanan yang sehat, anak-anak juga perlu melakukan olah tubuh, gerak di rumah.
Ini bisa dilakukan di rumah tangga, anak biasanya meniru orang tuanya sehingga kalau orang tuanya melakukan kebiasaan-kebiasaan baik, maka anak pun akan demikian,” imbuhnya.
Atalia menyatakan, anak-anak harus mendapatkan informasi yang benar terkait COVID-19, khususnya terkait kesehatan. Dengan begitu, anak akan mulai melakukan kebiasaan baru yang diajarkan atau dicontohkan orang tua.
“Yang harus dilakukan terkiat COVID-19 adalah kita memberitahukan kepada anak tentang kasus yang terjadi. Sebab, biasanya ketidaktahuan anak akan menimbulkan rengekan, kesal, dan lain-lain. Tapi biasanya kalau anak tahu apa yang terjadi mereka juga tidak akan mengeluh dan mereka akan mulai melakukan pembiasaan diri,” katanya.
“Saya kira anak-anak ini bisa tumbuh sehat dan juga terpantau bagaimana psikis dan tumbuh kembangnya secara maksimal adalah dengan bantuan orang tuanya. Saya kira orang tua bahagia, anak bahagia, anak juga sehat,” tambahnya.
Menurut Atalia, orang tua juga mesti mengembangkan kreativitas anak-anak selama pandemi COVID-19.
“Orang tua selain belajar mengontrol emosi, mereka juga harus memperkenalkan anak terhadap berbagai macam keterampilan di dalam keluarga,” katanya.
Selama pandemi COVID-19, kata Atalia, anak memiliki waktu untuk mengembangkan keterampilan karena berada di rumah. Dengan mengembangkan kreativitas, kemampuan anak dapat berkembang.
“Banyak anak-anak yang sekarang senang tinggal di rumah karena mereka menemukan hobi baru. Jadi, orang tua juga harus melakukan pengenalan bagi keterampilan, seperti mereka yang suka melukis tentunya menggali segala hal terkait dengan melukis, musik, berkebun, dan lain-lain,” ujarnya.
“Jadi, penting kemudian menjadikan rumah itu menjadi tempat bernaung seluruh keluarga dengan segala kebaikan-kebaikannya. Itu yang perlu didorong,” imbuhnya.
Atalia meminta kepada orang tua untuk tidak mengajak anak ke tempat keramaian, seperti mal atau pasar. “Saya agak khawatir ketika ibu mengajak anak kecilnya datang ke pasar yang padat,” katanya.
“Saya kira orang tua harus memberikan pembelajaran kepada anak-anak untuk sesuatu yang bukan urgent anak-anak tinggal di rumah saja dengan kondisi yang saat ini tidak menentu. Saya kira hal yang baik adalah anak-anak tinggal di rumah,” imbuhnya.
Berdasarkan data PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar) pada 30 Juni 2020, jumlah anak yang positif COVID-19 mencapai 190. Dari jumlah tersebut, 100 anak sudah dinyatakan sehat. (*/tie)