BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Dapat mengembangkan diri jauh lebih baik lagi agar menjadi orang yang berguna di masa yang akan datang adalah harapan dari Fania Melinda Fasih.
Oleh karena itu, gadis yang dilahirkan di Kota Bandung ini juga selalu melibatkan dirinya dalam kegiatan yang positif dan meraih berbagai prestasi seperti Juara Favorit Pasanggiri Jaipong tingkat SD, Ketua OSIS SMPN 5 Bandung, Ketua OSIS SMAN 8 Bandung, Juara 2 Duta Anak Kota Bandung tahun 2015, Juara 2 Lomba Debat tingkat siswa SMA Negeri 8 Bandung tahun 2015 dan Juara 1 Lomba Debat tingkat siswa SMA Negeri 8 Bandung tahun 2017.
Di samping itu, Duta Kampus Fakultas Hukum Unpas ini juga menjadi Volunteer Youth Live-In (anak dengan disabilitas) Save The Children Bandung, Juara Harapan II Duta Kampus Universitas Pasundan tahun 2019, Volunteer Global Alliance Justice Education tahun 2019, Volunteer Clinical Legal Education Fakultas Hukum Universitas Pasundan, Penerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik Fakultas Hukum Universitas Pasundan tahun 2019 dan Juara 1 Duta Generasi Berencana Kota Bandung 2020.
“Saya memiliki motto Just do what you want to do. Because at the end, your hard work paid it off. Motto ini yang membawa saya sampai di saat ini. Yang saya lakukan selama ini hanya melakukan apa yang saya inginkan, dalam arti yang saya anggap sebagai lingkup yang baik untuk dilakukan dan kemudian menghasilkan hasil yang baik pula,” terangnya yang akrab disapa Fania atau yang sempat dipanggil Bapau ini.
Penfavorit warna Putih, biru muda, dan pink serta penyuka berat keju ini juga bercerita bahwa ia memiliki banyak hobi, diantaranya menyanyi, tari tradisional dan public speaking.
“Untuk menyanyi awalnya hanya suka aja, tapi lama kelamaan mulai suka tampil kemudian mengikuti les vocal saat SMP namun tidak lama karena disibukan dengan hobi lainnya. Setelah les vocal berhenti, saya mulai memfokuskan diri dengan tari tradisional. Sebenernya untuk menari sudah dimulai sejak umur tiga tahun, di mana saya sudah ikut les tari india dan sering tampil juga, kemudian modern dance saat SD dan dilanjutkan tari tradisional jaipong dari SMP hingga SMA,” paparnya.
Karena pada saat SMA sudah mulai menggunakan kerudung, lanjut Fania sehingga ia mulai berhenti menari dan memfokuskan dengan kegiatan organisasi di SMA yaitu OSIS, di mana hobi kali ini berkaitan dengan public speaking.
“Saya mulai merasa tertarik dengan public speaking semenjak SD yang berawal dari tergabung dalam organisasi PASKIBRA, kemudian dilanjutkan pada saat SMP dan SMA. Saat SMP saya mengikuti organisasi PASKIBRA, tari tradisional jaipong dan OSIS, dalam ketiga organisasi tersebut saya terpilih sebagai ketua yang menyadarkan saya bahwa dengan kemampuan saya ternyata berkaitan dengan hobi saya yaitu public speaking. Begitupun dengan SMA yang kemudian menunjukkan ketertarikan saya terhadap public speaking melalui terpilih lagi saya sebagai ketua OSIS dan juga terlibat dalam berbagai perlombaan debat. Sampai saat ini, hobi ini tetap saya lakukan seperti halnya public speaking melalui berbagai organisasi di dalam maupun luar kampus, lalu menyanyi dengan mengikuti organisasi seni di kampus, dan menari yang masih kadang saya lakukan untuk tampil disuatu acara,” ulasnya penuh semangat.
Berkaitan dengan cita-cita, pemilik tinggi 154 CM ini juga ingin menjadi orang yang terlibat langsung dalam perlindungan dan pengembangan generasi muda. Cita-cita ini terang Fania memang tidak spesifik seperti orang pada umumnya, karena melalui pengalaman dan kemampuan yang ia miliki, ia harap dapat terus belajar bersama dengan generasi-generasi muda lainnya untuk membawa generasi muda berkualitas yang lebih baik. Cita-cita ini juga ia lengkapi dengan bekal ilmu yang ia pelajari di kampus untuk dapat menunjang kedepannya.
“Selain kuliah, saat ini saya terlibat dalam berbagai organisasi dalam dan luar kampus, yaitu Duta Kampus Universitas Pasundan dan Duta Generasi Berencana Kota Bandung. Saat ini saya sedang mengemban tugas dalam keduanya, baik secara online maupun offline dengan menggiatkan program-program sesuai dengan tupoksinya masing-masing,” tandas mahasiswa semester V Fakultas Hukum Universitas Pasundan.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini juga berkata bahwa ia banyak terinspirasi dari kedua orang tua dan keluarganya, dengan tumbuh dalam keluarga yang pekerja keras menjadikannya sebagai pribadi yang ingin bekerja keras pula untuk mendapatkan hasil terbaik.
“Sebagai motivasi saya juga selalu menjadikan diri saya sebagai orang yang harus terus berkembang dengan segala macam usaha untuk dapat dijadikan sebagai tokoh idola bagi diri saya sendiri,” jelasnya.
Berbicara makna hidup, Fania berkata bahwa hidup hanya sekali, oleh karena itu harus dijalani dan dinikmati demi tujuan yang lebih baik melalui berbagai usaha tanpa ada rasa penyesalan.
“Adapun hal yang membuat saya selalu bersemangat dalam menjalani hidup adalah karena saya selalu ingin menjadi bagian terbaik dari diri saya sendiri untuk dapat membantu orang lain, yang tidak lepas dari tujuan awal saya untuk membanggakan orang tua dan keluarga yang telah membesarkan saya sampai saat ini,” tandasnya.
Terakhir Fania juga berkata bahwa banyak sekali hal yang ingin ia sampaikan untuk teman-teman di luar sana, hal ini bermula dari keinginannya sendiri yang teraplikasikan melalui berbagai pengalaman yang telah dilalui.
“Saya hanya ingin menyampaikan bahwa, untuk teman-teman di luar sana, just do whatever you want as long it’s positive. Karena apapun yang dilakukan berdasarkan keinginan dan harapan yang muncul dari ambisi diri akan membuahkan hasil terbaik, apalagi jika dilakukan karena kita suka melakukannya, bukan karena terpaksa. Tapi jangan lupa do’a ya! Karena kalau cuma usaha rasanya ga cukup kalau ga disertai doa, apalagi dukungan dari orang tua,” pungkasnya menutup perbincangan. (Tan)