JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM — PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI mengungkapkan siap berkontribusi membantu pemerintah untuk mendistribusikan vaksin COVID-19 yang saat ini menjalani uji klinis tahap ketiga oleh PT Bio Farma (Persero).
“Mengenai perkembangan vaksin COVID-19 Bio Farma yang sekarang sedang uji klinis fase tiga, kita tentunya berharap selesai dalam waktu yang memadai sehingga produksi langsung dilakukan. PPI sendiri siap berkontribusi membantu pemerintah untuk mendistribusikan vaksin tersebut,” ujar Direktur Operasi PPI, Anton Mart Irianto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta seperti dikutip Pasjabar dari antaranews, Senin (3/8/2020).
Menurut Anton, PPI memang selalu bekerja sama dengan Bio Farma ihwal pendistribusian vaksin, karena vaksin merupakan produk yang tidak boleh dijual bebas dan pendistribusiannya pun dilakukan secara khusus.
PPI sebagai Pedagang Besar Farmasi (PBF) memang memenuhi aspek administrasi, teknis cara distribusi yang baik, dan memahami sistem penyimpanan vaksin.
Lewat sinergi BUMN ini, tentu saja PPI sebagai BUMN berusaha keras membantu Pemerintah Indonesia menyediakan proteksi kepada masyarakat, mula-mula dari kalangan internal, secara aman, tepat, dan cepat.
Selain itu PPI juga menggandeng PT Bio Farma dalam pelaksanaan pemberian vaksin influenza untuk karyawan PPI dalam rangka menjaga kesehatan karyawan dari pandemi COVID-19.
“Kesehatan karyawan menjadi prioritas kami, terutama di tengah merebaknya COVID-19. Vaksinasi ini salah satu wujud kepedulian kami untuk memastikan kesehatan karyawan,” katanya.
Anton juga menambahkan bahwa selama ini PPI juga sudah melaksanakan protokol kesehatan di lingkungan kantor sebagai bagian dari upaya memitigasi risiko penyebaran virus.
Pemberian vaksin merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh virus influenza, yang jika dibiarkan bisa saja mengalami komplikasi berbahaya seperti infeksi paru-paru.
Vaksin ini diperuntukkan bagi hampir semua kalangan, apalagi para pekerja kantoran yang setiap harinya berisiko tinggi terpapar virus di jalanan atau di kantor. (*)