BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Mario Gomez memutuskan mundur sebagai pelatih Arema FC. Mantan pelath Persib Bandung itu dikabarkan tidak setuju dengan pemotongan gaji hingga 50 persen.
Padahal, kebijakan itu berlaku bagi semua tim, tidak hanya Arema. Persib pun menerapkan hal yang sama kepada anggota timnya.
Pelatih Persib Robert Rene Alberts ogah mengomentari lebih jauh soal pengunduran diri Gomez. Ia memandang itu merupakan hak pribadi.
“Jika ada yang tidak menemukan kesepakatan dengan klub, itu adalah hak pribadi,” ujar Robert.
Ia lalu lebih memilih membicarakan apa yang terjadi di Persib. Di timnya, ia mengakui memang ada pemangkasan gaji hingga 50 persen. Namun, ini disepakati manajemen dan anggota tim.
Robert memandang pemotongan gaji 50 persen merupakan hal realistis. Sebab, di tengah pandemi COVID-19 seperti ini, keuangan klub pasti terganggu. Pemotongan gaji pun jadi salah satu solusi agar klub bisa tetap berjalan.
Hal berbeda justru akan terjadi jika tak ada kesepakatan soal pemotongan gaji. Klub bisa saja mandek dan kondisi keuangannya terpuruk. Jadi, demi kebaikan bersama, pemotongan gaji harus diterima dengan lapang dada.
“Dari kasus yang kami alami, kami sudah melakukan pertemuan dan tidak mau melihat ini secara jangka pendek. Jika melihat secara jangka pendek, itu sangat individualistis untuk saat ini,” jelas Robert.
Pada akhirnya, semua anggota tim bisa menerima penjelasan dari manajemen alasan dibalik pemotongan gaji. Hal ini justru dipandang bagus untuk kebaikan bersama.
“Kami sudah dapat kejelasan saat pertemuan dengan tim (manajemen), kami mau menerimanya. Melihat situasi saat ini, kami mendukung PSSI dan LIB dan juga mendukung Persib Bandung sebagai klub (soal pemotongan gaji),” tuturnya.
Ia pun berharap kondisi ini segera berakhir. Sehingga, ke depan gaji bisa diterima secara utuh. Di sisi lain, keuangan klub juga bisa kembali pulih.
“Kami tidak bisa melangkah mundur dan harus mengambil dua langkah maju untuk masa depan. Kami juga tahu manajemen Persib sangat jujur dan sangat mendukung tim ini dengan menjalankan tugasnya secara profesional dan itu apresiasi yang harus kami bayar,” paparnya.
“Ini adalah bentuk kerja sama yang harus dilakukan di sepak bola Indonesia saat ini karena situasinya tidak mudah bagi siapapun,” tandas Robert. (ors)