BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan dan Kementrian Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (RISTEK BRIN) Menggelar Workshop Online Series 1 Penyusunan Buku Ajar Modul pada Sabtu (12/9/2020) lewat Zoom Cloud Meeting yang disiarkan secara langsung oleh channel Youtube PASTV.
Acara yang dibuka oleh Dekan FEB UNPAS, Dr. Atang Hermawan, S.E.,M.S.I.E.,Ak.,CSRS.,CSRA. Menghadirkan keynote speaker Kepala Subdirektorat Fasilitasi Publikasi Ilmiah RISTEK BRIN Dr. Hanief Arief,S.T.,M.AP dengan pemateri Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran Prof. Yudi Azis, S.Si.,S.E., S.Sos., M.T.,Ph.D , Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Publik, Inovasi Pendidikan dan Pendidikan Kedamaian LPPM Universitas Pendidikan Indonesia, Prof.Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.,S.IP.,S.H.,M.Si.,M.H dan Pakar Buku Ajar dan Buku Referensi Prof.Dr. Sugiyono,M.Pd.
Adapun peserta dalam Workshop ini sebanyak 500 orang yang terdiri dari civitas Unpas, kedinasan, kementrian, keorganisasian, guru SMA, SMP dan SD, Universitas-Universitas di seluruh Indonesia, beberapa Universitas di Malaysia dan umum.
Dekan FEB UNPAS, Dr. Atang Hermawan, S.E.,M.S.I.E.,Ak.,CSRS.,CSRA., dalam sambutannya mengungkapkan bahwa workshop ini adalah salah satu kegiatan penting dalam rangka mempererat tali silaturahim dan tukar menukar informasi guna memajukan institusi dan meningkatkan kualitas bersama dalam upaya tridharma perguruan tinggi.
“Menulis buku ajar sudah menjadi kebutuhan bagi dosen untuk menunjang aktifitas dan kegiatan belajar mengajar sekaligus media berinteraksi antara pengajar dan mahasiswa melalui hasil karya dosen,” terangnya.
Buku ajar, terang Atang sangat bermanfaat bukan hanya untuk mahasiswa tapi juga bagi penulis, di mana untuk kondisi saat ini dosen yang menulis buku ajar masih sedikit dibandingkan dengan dosen yang menulis buku teks, oleh karena itu lanjut Atang, diharapkan para dosen akan lebih produktif kedepannya. Sebab Ristek Brin menargetkan bahwa pendidikan di Indonesia harus masuk ke 3 besar di Asia Tenggara agar bisa bersaing dengan negara tertinggi seperti Singapura, Thailand dan Malaysia yang memiliki sistem pendidikan terbaik di ASEAN pada tahun 2012.
“Buku ajar merupakan referensi yang membantu mahasiswa dan dosen dalam proses belajar-mengajar yang memandu pengajaran, sehingga dosen dan mahasiswa memiliki referensi yang sama. Di samping menjadi media pengganti, apabila dosen dan mahasiswa tidak dapat bertatap muka atau tidak bertemu,” ulasnya.
Hal ini terang Atang, karena buku ajar memiliki referensi dan ruang penelaahan bagi mahasiswa. Di mana ada manfaat yang diperoleh baik secara langsung dan tidak langsung seperti sebagai media meningkatkan value diri, mempromosikan diri sendiri dan institusi, membagikan ilmu pengetahuan kepada orang lain, sebagai tanggung jawab sosial, sebagai alat membangun jaringan atau networking yang luas baik secara nasional dan global, membantu efektifitas secara online dan offline, kredit point kinerja dosen, serta sebagai media pembelajaran kampus merdeka.
“Buku ajar dan modul akan menunjang kinerja dosen baik jangka pendek maupun jangka panjang, oleh karena itu FEB Unpas memandang hal ini perlu untuk memotivasi dosen dalam penyusunan buku ajar dan modul dengan topik utama series pertama ini. Manfaat lain yang diharapkan dengan adanya buku ajar dan modul adalah upaya fakultas dalam meningkatkan karya ilmiah, buku, dalam Tridharma perguruan tinggi, serta pengambangan dan perbaikan kualitas menyeluruh yang merupakan tantangan di era 4.0, di mana peran pendidikan sangat starategis dalam level asia maupun di dunia,” paparnya.
Dinamisme dalam pendidikan, terang Atang pun harus ditingkatkan dengan menfasilitasi akademik kondisi lingkungan dan kompetesi SDM dalam rangka peran ilmiah, dan diharapkan kegiatan ini akan masuk dalam pengembangan kurikulum dan kinerja yang lainnya di masa yang akan datang.
Sementara itu Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp. MSi. M.Kom. dalam sambutannya sebelum membuka acara juga menyampaikan bahwa workshop ini akan memberikan sebuah motivasi tersendiri bagi para dosen, guru dan lainnya yang karena tugas keprofesiannya harus membuat sebuah buku ajar yang akan dipakai oleh para peserta didik baik siswa maupun mahasiswa.
“Unpas pada tahun 2019 hingga Januari 2020 telah melakukan terobosan dengan menantang para dosen untuk membuat buku ajar atau buku pegangan lainnya yang menyangkut masing-masing bidang dosen, dan telah terkumpul 136 buku dan saat ini sedang dalam proses pendaftaran HAKI dan nanti akan memiliki ISBN karena hal ini bukan hanya untuk kepentingan dosen yang bersangkutan namun juga keperluan institusi,” terangnya.
Prof Eddy menambahkan bahwa penyusunan modul dan buku ajar ini akan sangat dinantikan oleh para mahasiswa maupun siswa sebagai ruang untuk mempelajari sendiri juga self interaction.
“Semoga workshop akan terus keberlanjutan dan tentu kita harus menyesuaikan diri dalam penyusunan modul, seperti bagaimana menyusun e-modul yang berbasis 3G atau 4G, sebab hal ini bermanfaat dalam masa-masa study from home atau work form home. Mudah-mudahan ilmu yang dibagikan menjadi sebuah amalan, dan modul yang akan dipakai oleh mahasiswa dan siswa akan terus mengalirkan kebaikan,” tandasnya. (Tan)