*)Sidang Promosi Doktor Unpas
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Program Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) menggelar sidang terbuka promosi doktor Dicky Irawan, mahasiswa program Doktor Ilmu Sosial Bidang Kajian Ilmu Administrasi Publik pada Rabu (30/9/2020) di Aula Mandalasaba dr.Djoenjoenan Lantai V Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatra No 41 Kota Bandung.
Acara sidang ini pun diketuai oleh Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp. MSi. M.Kom. Adapun disertasi yang disidangkan berjudul Model Collaboration Governance Pada Pemerintahan Daerah di Wilayah Jabodetabekjur Melalui Pendekatan Intergovernmental dengan tim promotor, Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi M.Si. sebagai ketua dan Dr. H. Yaya Mulyana Abdul Azis, M.Si sebagai anggota.
Dalam pemaparannya Dicky mengulas bahwa wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur) merupakan kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dengan berbagai muatan persoalan dan aktivitas tertinggi di Indonesia.
“Permasalahan di kawasan Jabodetabekjur tersebut saling terkait dan saling ketergantungan satu sama lain. Penyelesaiannya memerlukan koordinasi dan kerjasama yang lebih optimal dan terpadu. Namun di sisi yang lain, pelaksanaan hubungan kerja sama antar daerah di wilayah Jabodetabekjur melalui peran BKSP sebagai lembaga non struktural pelaksanaan kerja sama belum mampu membangun kerja sama yang baik dan kolaboratif,” urainya.
Adapun penelitian disertasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintah daerah di wilayah Jabodetabekjur, berdasarkan model Collaborative Governance, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kerja sama antar pemerintah daerah di wilayah Jabodetabekjur serta merancang model kerja sama kolaboratif di wilayah Jabodetabekjur.
“Untuk analisis menggunakan mix method. Analisis kuantitative menggunakan Structural Equation Model (SEM) with SmartPLS. Jumlah sampel sebanyak 87 responden dari berbagai instansi pemerintah yang ada di kawasan Jabodetabekjur,” jelasnya.
Sementra itu, perolehan data menggunakan kuesioner. Analisis kualitatif digunakan untuk pendalaman hasil analisis secara deskriptif. Data kualitatif didapatkan dengan indepth interview terhadap beberapa pengambil kebijakan di Jabodetabekjur serta proses membangun model kerjasama di dekati dengan teori intergovernmental network.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama antar daerah di wilayah Jabodetabekjur tidak efektif karena kondisi awal atau starting condition, pihak-pihak yang melakukan kerja sama tidak seimbang dalam hal power-resources-knowledge,” paparnya.
Meski demikian, terang Dicky kerjasama tetap berlangsung dikarenakan adanya faktor insentif sepihak dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada daerah-daerah di sekitarnya (Bodetabekjur) berbentuk dana bantuan keuangan atau hibah, yang sekaligus menyebabkan kerjasama hanya bersifat sepihak dan tidak ada partisipasi aktif dan pemangku kepentingan yang lain.
“Menurut konsep collaborative governance berbasis network, tidak ditemukan adanya intergovernmental management dan collective action secara nyata, penemuan-pertemuan yang sudah terlaksana cenderung bersifat seremonial. Sedangkan aksi di daerah masing-masing cenderung bersifat parsial-inkrimental, tidak terlihat aksi integral antar daerah,” tandasnya.
Penelitian ini, terang Dicky menggagas model kerjasama antar pemerintah yakni intergovernmental network (IgN) berdasarkan teori R. Agranoff yang terdiri dari empat klaster yakni aktor, organisasi pendukung, proses antar pemerintahan yang dalam hal ini adalah intergovernmental management dan collective action dan outcome.
“Empat klaster tersebut dibingkai menjadi model kerjasama yang lengkap dengan penjelasan detail dan fungsi-fungsinya,” tutupnya.
Dari sidang ini Dicky Irawan pun dinyatakan lulus dan mendapatkan Gelar Doktor Ilmu Sosial dengan IPK 3,67 dan hasil yudisium sangat memuaskan.
Adapun Dicky, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kota Bekasi menyampaikan bahwa ia merasa senang dapat menyelesaikan studi S3 karena merupakan salah satu target dan impiannya untuk mencapai jenjang pendidikan tertinggi yaitu doktor.
“Senang dapat berkuliah di Pascasarjana Unpas, dapat menikmati ilmu dan pengetahuan yang diperoleh, karena latarbelakang saya bukan orang sosial melainkan teknik, namun dengan kesabaran dan kebaikan dari para dosen pengajar saya bisa mendapatkan manfaat berkaitan ilmu sosial khususnya administrasi publik,” ucapnya. (Tan)