BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Prestasi, rasanya adalah hal yang tidak asing lagi bagi Widya Gustian Ramadhanty, mahasiswi Universitas Pasundan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan semester VII, sejak kecil sudah meraih beberapa penghargaan dan sering mengikuti event perlombaan.
“Saya menjadi santriwati terbaik dari tahun 2002-2008. Waktu kecil, saya belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an selama 6 tahun. Saya masuk SD pada tahun 2004, dan selalu menjadi ranking 1 dari kelas 1 sampai kelas 6,” terangnya mulai bercerita.
Gadis kelahiran Bandung, pada tanggal 17 Januari 1998 ini juga beberapa kali mengikuti perlombaan pada waktu SD, seperti calistung, lomba mengoperasikan komputer, dan lomba cipta dan baca puisi. Dalam lomba calistung (membaca, menulis, dan berhitung) saya selalu mengikuti lomba membaca, dan menjadi juara 1 tingkat kotamadya selama 3 tahun berturut-turut (2005, 2006, 2007).
Kemudian di kelas 3 SD di tahun 2007, ia menjadi juara 1 tingkat kotamadya dalam lomba mengoperasikan komputer seperti mengganti desktop, ketik mengetik di word 2003, menginput data di excel, dan lain-lain.
Saat kelas 4 SD tahun 2008, ia menjadi juara 2 lomba cipta dan membaca puisi tingkat Provinsi Jawa Barat.
“Prestasi yang diraih ketika saya SMP adalah mengikuti OSN IPA pada tahun 2012 dan lolos hingga tingkat Provinsi. Selama di SMP, saya selalu menjadi ranking 1 di kelas selama tiga tahun berturut-turut. Kemudian pada tahun 2013, saya masuk SMK jurusan Pertanian. Prestasi yang paling membanggakan untuk saya selama di SMK adalah menjadi juara 2 LCC 4 Pilar MPR RI tingkat provinsi pada 2014,” ulasnya.
Berikutnya pada tahun 2015, Widya mewakili provinsi Jawa Barat dalam LCC 4 Pilar MPR RI tingkat Nasional dan menjadi juara 3 lomba senam dalam rangkaian LCC 4 pilar tingkat Nasional tersebut.
Di tahun 2014-2015 ia juga sering mengikuti perlombaan baik di tingkat provinsi maupun nasional seperti English Contest dan LKS Pertanian.
“Saya masuk UNPAS di tahun 2017, karena pada tahun 2016 saya sempat kuliah di salah satu kampus kedinasan di Jawa Barat. Selama berkuliah di UNPAS, saya beberapa kali mengikuti ajang perlombaan dan seleksi beasiswa, salah satunya Beswan Djarum Plus pada tahun 2018,” urainya.
Tahun 2019, terang Widya adalah tahun keemasan baginya, karena ia meraih beberapa penghargaan di tahun ini diantaranya, Menjadi juara 2 LKTI tingkat Nasional di UST Yogyakarta, Meraih golden scholarship dari One Asia Foundation Jepang, Menjadi juara 3 Lomba Projek Kewarganegaraan Tingkat Nasional di Universitas Negeri Malang dan Menjadi juara 2 Nasional lomba Cipta Puisi.
Di samping itu, Gadis yang juga akrab di sapa Uwi ini pun berhasil menjadi Mahasiswa Berprestasi FKIP UNPAS dan pada bulan Oktober tahun 2020 ini, ia menjadi juara 1 Nasional Lomba Essay Kewarganegaraan di Universitas Negeri Yogyakarta.
“Saya memiliki Motto hidup yakni human is condemned to be free, karena manusia memang dikutuk untuk bebas, jadi saya bebas untuk berkarya dan mengeskpresikan diri. Kemudian cogito ergo sum, dimana saya akan tetap ada jika saya berpikir. Jadi, cara saya untuk mempertahankan eksistensi diri adalah dengan terus berpikir dan berkarya,” terang penyuka warna-warna soft dan elegan seperti, rosegold, mocca, dan lain-lain.
Adapun makanan favorit Widya adalah segala olahan ayam dan keju serta dessert atau minuman dengan rasa matcha dan red velvet.
“Saya adalah travel bug, jadi hobi saya adalah traveling. Sejauh ini saya sudah mengunjungi banyak tempat di Indonesia. Alasan saya menyukai traveling adalah untuk mencari ketenangan dan inspirasi, belajar budaya dan bahasa baru. Saya bersyukur tinggal di negara multikultural yang memiliki pesona alam luar biasa seperti Indonesia,” terangnya.
Ke depan, Widya pun berharap bisa menjadi manusia yang berguna untuk bangsa dan negara. Bagaimanapun itu caranya, terang Widya, ia harus menjadi warga negara yang civic virtue.
“Saya bercita-cita menjadi seorang akademisi, saya ingin menjadi guru besar suatu hari nanti. Menurut saya, menjadi pendidik adalah pekerjaan paling mulia. Saya ingin berbagi ilmu yang saya miliki dan ingin membantu membentuk karakter bangsa,” tuturnya.
Sementara itu, kesibukan Widya saat ini selain berkuliah juga mengerjakan tugas kuliah, membuat jurnal, essay, artikel ilmiah, dan KTI untuk diikut sertakan dalam lomba-lomba nasional maupun internasional.
“Untuk tokoh idola saya adalah J.K. Rowling, penulis paling brillian yang telah membuat karya semenakjubkan Harry Potter. Walaupun Harry Potter hanya kisah fiksi, namun beliau lah yang menginspirasi saya untuk menjadi seorang penulis yang berani menuangkan pikiran hingga imajinasinya dalam sebuah tulisan,” paparnya.
Sementara itu, orang yang selalu menginspirasinya adalah sosok ayah dan almarhumah ibunya tercinta. Karena berkat doa dan senyum mereka lah yang membuatnya selalu semangat dan memaksimalkan segala potensi yang ia miliki.
“Walaupun Ibu kini sudah tidak ada di samping saya, namun sosoknya kekal abadi di dalam hati. Sosok orang tua adalah kekuatan terbesar saya,” tandasnya.
Sementara itu, hidup yang Widya maknai adalah terus berjuang, karena jika menyerah berarti kalah.
“Hidup saya tidak semulus dan seindah yang orang lain kira, namun saya selalu melibatkan Allah dalam segala urusan dan masalah yang menghampiri saya. Sehingga saya masih bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh rasa syukur,” urainya.
Adapun hal yang senantiasa membuatnya bersemangat dalam menjalani hidup adalah orang tua, sosok ayah yang tangguh dan sosok Ibu yang selalu terkenang di hati.
“Untuk sekarang, hanya ayah yang saya punya. Ayah saya lah yang menjadi kekuatan terbesar saya, ayah selalu sabar dan sangat memperhatikan saya. Ayah saya memiliki beberapa peran, selain sebagai ayah, beliau merangkap menjadi ibu untuk saya. Beliau juga menjadi sahabat bercerita saya, partner kuliner, dan superman, karena beliau adalah orang yang akan selalu siap 24 jam jika saya butuhkan,” terang sulung dari dua bersaudara.
Pemilik tinggi 165 CM ini juga berkata bahwa hal lain yang ingin saya sampaikan adalah pesan untuk semua orang, khususnya untuk orang-orang yang sedang dalam fase terpuruk dan merasa putus asa.
“Kalian tidak sendiri, kalian berharga dan kalian luar biasa bisa bertahan sejauh ini! Orang-orang mengenal saya sebagai sosok yang selalu ceria dan bahagia. Namun kenyataannya, saya mengalami masalah hidup yang sangat berat, saya pernah mengalami depresi dan menjadi penyintas bipolar, tapi saya bisa bangkit dan berdiri kembali,” ucapnya.
Widya menambahkan bahwa memang tidak mudah, bertahan hidup dalam fase ini dan menghadapi stigma yang diterapkan pada orang-orang yang mengalami mental illness. Namun, ia berharap agar kita jangan pernah putus asa dan menyerah begitu saja.
“Allah tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan manusia. Mari kita lebih open minded dan merangkul orang-orang yang sedang dalam kondisi down. Saya berhasil keluar dari zona terpuruk, saya berhasil mematahkan stigma, saya berhasil berdiri tegak kembali. Kalian juga pasti bisa!!! Allah bless us,” pungkasnya penuh semangat. (Tan)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…