BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Your little steps will lead you to the biggest steps. Jadi beranilah melangkah, langkah sekecil apapun akan membawa ke langkah yang lebih besar dan tentunya hasil yang lebih besar, itulah motto dari Aliza Pravitasari Putri atau yang akrab disapa Aliza.
Hal itulah yang membuat gadis yang lahir di Bandung, 2 Oktober 1999 ini senang melibatkan dirinya dalam hal positif dan membawanya ke arah yang lebih baik lagi.
Aliza pun tercatat meraih penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi di FEB UNPAS dalam bidang akademik pada tahun 2019 dan juara 2 accounting paper challenge international competitions and exhibitions di Universitas Widyatama pada tahun 2019.
“Selain sibuk mempersiapkan skripsi, saya juga aktif mengikuti kelembagaan kampus di Lembaga Eksekutif Mahasiswa sebagai Ketua Bidang Akademik. lalu sedang mengikuti lomba paper dari universitas nasional dan juga lomba KTI yang diselanggarakan Bank Indonesia dan ISEI,” terangnya.
Untuk hobi, penfavorit warna monokrom dan penyuka martabak coklat keju ini bercerita bahwa ia gemar membaca novel karena menyenangkan dan jika sudah masuk ke dalam alur ceritanya, ia bisa terbawa suasana dan juga berimajinasi dengan ceritanya hingga terkadang terang Aliza ia sampai lupa waktu.
Di samping itu, Eliza juga menambahkan bahwa ia senang mendengarkan lagu atau podcast. Mendengarkan lagu, terangnya dibutuhkan saat ia sedang membaca novel, agar semakin menghayati dan terbawa suasana dengan novel yang sedang dibaca.
“Saya juga senang menulis, khususnya menulis puisi sebagai ruang untuk mencurahkan isi hati saya sambil mengeksplorasi bahasa Indonesia yang bagus dan unik juga jarang dipakai sehari-hari. Bahkan hingga saat ini saya masih sekarang masih mengingat kata yang unik dan bagus menurut saya yaitu swastamita yang artinya senja,” ulasnya.
Ke depan, Aliza berharap bisa membuat karya baik itu paper atau mulai menulis puisi lagi agar dapat menginspirasi pembaca.
“Selain itu, saya ingin membuat komunitas menulis maupun membaca yang nanti selain berbagi perihal menulis atau membaca. Saya juga ingin membuat taman bacaan mini atau taman bacaan keliling untuk anak-anak atau siapapun yang mau membaca sambil sharing santai, agar memberikan kesan bahwa membaca bukanlah sebuah hal yang membosankan,” tandasnya.
Untuk cita-cita mahasiswa Universitas Pasundan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) jurusan Akuntansi, semester VII ini mengatakan bahwa ia ingin menjadi seorang akuntan profesional.
“Sudah sejak SMK, saya masuk jurusan akuntansi yang pada awalnya diminta oleh orang tua saya, setelah dijalani saya merasa nyaman dan senang dengan bidang akuntansi. Saya juga semakin penasaran jika ke depan saya terjun langsung menjadi seorang akuntan, akan seperti apa dan tantangan-tantangan apa yang akan dihadapi,” urainya.
Adapun tokoh idola, Aliza mengatakan bahwa ia mengagumi sosok Najwa Shihab, karena terang Aliza selain karena kecerdasannya, sikap kritis dan keberaniannya benar- benar luar biasa.
“Saya belajar dari Najwa Shihab bahwa sesuatu yang salah adalah salah, tidak terbawa arus, dan takut hanya karena berbeda. Dari sana saya mulai belajar bahwa berbeda bukanlah sesuatu yang salah, jika hal itu benar mengapa tidak,” terangnya.
Sementara itu, hal yang selalu membuatnya terinspirasi adalah ibunya. Karena lanjut Aliza, semua kesuksesan yang terjadi di hidupnya adalah berkat adanya doa dari seorang ibu.
“Selain itu, melihat Mamah yang bisa terus bersemangat, pantang menyerah dan selalu bahagia dalam setiap kondisi, serta sosoknya yang kuat bisa menghadapi segala hal sendiri, tanpa suami selama sepuluh tahun terakhir ini, membuat saya terinspirasi,” jelasnya.
Pemilik tinggi 157cm ini juga menyampaikan bahwa hidup yang ia maknai adalah sebuah perjalanan yang harus dilewati, entah itu sebuah ombak besar yang menerjang, atau semilir angin yang membuat kita damai.
“Hidup menurut saya let it flow namun harus tetap mengingat target,” lanjutnya.
Bungsu dari dua bersaudara ini juga bercerita bahwa hal yang membuatnya selalu bersemangat dalam menjalani hidup selain keluarga dan orang terdekat adalah diri sendiri yang ia jadikan tempat untuk pulang dan dan juga berbagi lelah.
“Jika dari diri sendiri sudah tidak yakin untuk bangkit, maka dukungan dari manapun rasanya hanya akan berpengaruh sedikit. Namun jika kita memiliki keyakinan ditambah dorongan dari orang terdekat maka hasilnya akan lebih besar lagi,” ulasnya.
Terakhir Aliza juga menyampaikan untuk jangan takut untuk melangkah dan mencoba hal yang baru.
“Pada awalnya untuk memulai hal yang baru memang selalu berat, namun kita tidak akan pernah tau hasil yang akan kita dapatkan dari hal tersebut. Entah itu baik atau tidak, namun semuanya pasti meninggalkan pengalaman dan juga arti bagi kita,” pungkasnya. (tan)