BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Tujuan hidup manusia adalah untuk melayani, juga menunjukkan rasa kasih dan keinginan untuk membantu orang lain, itulah motto hidup dari Jaya yang biasa dipanggil Jey dan memiliki nama pena Andamar J.
“Motto hidup tersebut selalu mengingatkan diri saya dalam beraktivitas bermasyarakat, terutama ingin membawa dan menerapkan hasil dari pengalaman berorganisasi ketika masa kuliah, agar pengalaman tak mati dan juga pengalaman tersebut punya fungsi untuk keutamaan seorang manusia, terutama dalam hal saling membantu, karena keutamaan dalam hidup saya bisa bermakna dan berguna bagi orang-orang sekitar,” terang pemuda kelahiran Bangka, 5 November 1997, kepada pasjabar belum lama ini.
Salah satu hal peran yang merupakan sebuah prestasi yang dapat Jaya rasakan adalah saat ia bisa menjadi bagian dari tim pembentukan organisasi daerah yaitu, Persatuan Mahasiswa Bangka Selatan. Di mana selama kuliah ia merupakan mahasiswa rantau dari pulau Sumatera yaitu Bangka Belitung dan tepatnya Kabupaten Bangka Selatan.
“Hal tersebut saya jadikan sebuah prestasi karena dampak yang dirasakan bukan hanya diri pribadi melainkan bagi banyak orang terutama mahasiswa Bangka Selatan yang kuliah di Bandung. Hal ini dijadikan sebuah dasar kepedulian bersama mengingat ruang silaturahmi, diskusi, berbagi informasi adalah tugas bersama bagi mahasiswa rantau kita,” ucapnya.
Terlebih, sambung Jaya mengingat dari beberapa tujuan bersama yaitu menjadikan Kabupaten Bangka Selatan menjadi wilayah yang menjadi daya saing antar daerah, yang ada di negara Indonesia serta membantu kebutuhan masyarakat yang ada.
“Harapan saya ke depan, selalu beriringan dengan apa yang dicita-citakan saya dalam menebar kebaikan, yaitu bisa menjadi seseorang yang membuat suatu perubahan yang baik, terutama dalam dunia pendidikan,” terang pemuda dengan tinggi 158 CM.
Dunia pendidikan, lanjut Jaya menjadi tujuan utamanya untuk dapat berbagi ilmu dan pengetahuan agar ilmu tersebut dapat berkembang dengan baik.
Karena membuat suatu perubahan yang baik dan berguna bagi banyak orang, ucap Jaya adalah aktivitas yang sangat mulia, dan juga menindaklanjuti keadaan pendidikan di era sekarang menjadi pedoman dalam membuat sebuah ide yang baik.
“Bagi saya masyarakat wajib mendapatkan dampak positif pendidikan yang sama, tidak memandang kecil dan besarnya wilayah tersebut, karena keutamaannya adalah terwujudnya penerus bangsa yang memiliki daya kreatif, inisiatif, berpikir kritis, dan gotong royang yang tinggi. Saya berharap kedepannya bisa menjadi bagian dalam mewujudkan kebaikan untuk penerus bangsa ini, terutama dalam dunia pendidikan,” paparnya.
Pemfavorit warna biru dan penyuka nasi goreng ini juga bercerita bahwa ia mempunyai hobi dalam olahraga seperti Futsal, Sepak Bola, dan Catur. Di mana dalam bidang tersebut ia pernah meraih prestasi saat SD, SMP, dan SMA. Di samping itu ia juga senang membaca dan berdiskusi.
“Adapun kesibukan saya saat ini yaitu melanjutkan ide dari beberapa harapan kedepan, karena segala hal yang menjadi dasar pemikiran haruslah terkonsep dengan baik, begitu pula harapan dan tujuan saya tersebut,” terang lulusan Universitas Pasundan (Unpas), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang baru menyelesaikan studinya pada bulan September 2020 lalu.
Sementara itu untuk tokoh idola, Jaya mengungkapkan bahwa ia mengidolakan sosok Buya Hamka. Di mana hingga saat ini ia banyak belajar dan membaca cara Buya Hamka dalam membangun akses kelimuan yang baik dan berguna bagi orang-orang.
“Keberanian dan cara berpikir beliau adalah suatu hal yang menjadi daya tarik saya untuk mengetahui bagaimana sosok Buya Hamka yang sebenarnya sehingga tulisan-tulisan dan pola pemikirannya yang selalu mengedepankan nilai-nilai Islam dalam berpolitik,” paparnya.
Adapun tokoh idolanya yang ke dua adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sosok ini terang Jaya adalah sesorang yang tegas dalam bertindak dan juga jiwa bela negara yang tinggi adalah prioritasnya dalam terjun ke dunia politik. Terutama ia merupakan tokoh penting di provinsi Bangka Belitung dan juga bagi negara Indonesia.
“Menurut saya sosok Ahok adalah menggambarkan bagaimana sosok pemimpin yang mulia terhadap kewajiban menjadi sosok pemimpin bangsa. Terutama dari sifat dan karakter beliau bagi saya sangat mewakili orang-orang Sumatera terutama Bangka Belitung, walaupun banyak orang yang tidak suka dengan beliau karena satu kasus yang menimpa beliau bagi saya beliau adalah orang yang dibutuhkan bangsa dan negara saat ini,” urainya.
Sementara itu, sosok yang selalu menginspirasi Jaya adalah kedua orang tua, keluarga, dan orang-orang terdekatnya. Karena baginya inspirasi muncul dari rasa kepemilikan antar sesama.
“Hidup yang saya maknai adalah pilihan, kita bisa memilih untuk tersenyum bahagia walau dalam keadaan terjatuh atau memilih untuk mengeluh. Oleh karena itu, pilihlah hidup itu merupakan amanah yang harus kita jaga dengan baik,” ucapnya.
Adapun hal yang membuat anak keempat dari lima bersaudara ini selalu bersemangat dalam menjalani hidup adalah selalu bisa bersyukur terhadap kehidupan yang ia jalani.
“Hidup itu untuk dinikmati agar sebuah keinginan dijalankan dengan baik. Kunci dari hal itu adalah bagaimana kita bisa tetap terlihat tersenyum, karena membuat diri tersenyum itu lebih sulit dibandingkan membuat orang lain tersenyum, maka dari itu kita harus bisa tersenyum walaupun dalam kondisi apapun,” tandasnya.
Terakhir Jaya juga menyampaikan bahwa perjuangan yang baik itu adalah perjuangan yang menikmati akan proses yang ada. Karena kesuksesan kita berawal dari beberapa proses yang tanpa kita sadari merupakan bagian penting.
“Kita bisa sukses kalau diri kita bisa mejalani dengan baik dari tantangan-tantangan yang ada. Berbicaralah dengan hati dan rasa, agar tak ada kebohongan yang muncul pada diri kita. Sukses karena kebohongan adalah kematian pada jiwa,” tambahnya.
Jaya melanjutkan bahwa kita harus selalu berusaha dengan baik dalam menjalankan tujuan baik untuk kita dan orang lain. Menjalani sebuah keinginan untuk kepentingan kebersamaan, karena hasil yang baik itu adalah hasil yang melibatkan diri pribadi dan juga orang lain.
“Satu hal lagi yang perlu kita tanam dalam jiwa kita yaitu bahwa sukses bukanlah menjadi kunci kebahagiaan, melainkan kebahagiaanlah yang menjadi kunci kesuksesan,” sambungnya.
Ia selalu ingat akan sebuah kutipan yang saya baca dari sosok Buya Hamka yaitu “Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja”. Hal ini berarti dapat kita maknai bahwa manusia dengan akalnya dituntun untuk memiliki hidup bermanfaat bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga orang lain dan lingkungannya. “Bukan hanya hidup, saat bekerja manusia juga seharusnya bukan saja melibatkan pikirannya tapi juga perasaannya. Mengerti mana yang masuk ke dalam ranahnya dan mana yang bukan, mana yang hak miliknya dan mana yang bukan. Supaya saat bekerja tak menyakiti juga merugikan orang lain,” tutupnya penuh semangat. (Tan)
WWW.PASJABAR.COM -- Manajer Timnas Indonesia Sumardji mengungkap alasan tidak ada pemain senior dari Liga 1…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menyatakan banjir akibat hujan dengan…
WWW.PASJABAR.COM -- Shin Tae-yong memanggil 33 nama untuk menjalani pemusatan latihan di Bali, sebelum ambil…
CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM -- Habib Luthfi Bin Yahya memberikan pesan menyejukan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)…
KOTA BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menyampaikan penghormatan dan apresiasi…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Bio Farma, induk holding BUMN Farmasi Bio Farma Group, pada tanggal 25…