BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Keluarga Perempuan Inspiratif Indonesia (KPII) menggelar acara webinar dengan tema Becoming Magnetic Person pada Kamis (3/12/2020) secara daring dan disiarkan langsung oleh PAS TV.
Adapun narasumber dalam webinar ini adalah Ketua Umum KPII Pusat sekaligus dosen tetap Unpas, Dr. Rani Siti Fitriani, M.Hum dan Trainer & Motivator Yasier Ambar Utama.
Acara ini didukung oleh Paguyuban Pasundan, Jejak Pemimpin Training & Consulting Group, IKAPI JABAR Divisi Riset dan Diklat Perbukuan, Jejak Institute dan Semiotika.
Turut hadir Dewan pembina penasehat pengawas KPII, KBRI, dan para peserta meliputi mahasiswa, guru, dosen dan umum.
Ketua Umum KPII Pusat sekaligus dosen tetap Unpas, Dr. Rani Siti Fitriani, M.Hum mengungkapkan bahwa KPII terbentuk pada tanggal 20 Mei 2020 bertepatan dengan hari kebangkitan nasional.
Kegiatan KPII selama masa pandemi pun cukup padat seperti bidang sosial maupun webinar dan diharapkan acara tersebut bisa bermanfaat serta menjadi titik awal untuk kegiatan yang akan dilaksanakan pada momen berikutnya.
Sementara itu dalam pemaparannya, Rani menyampaikan bahwa Becoming Magnetic Person atau menjadi pribadi yang menarik dapat dilihat dari berbagai sisi, baik dari penampilan atau sesuatu yang membuat orang lain merasa senang.
“Menjadi pribadi yang menarik salah satunya dalam segi berkomunikasi, yaitu bagaimana mengendalikan emosi, bagaimana berinteraksi dengan beragam orang. Bahasa yang dimiliki seseorang menjadi bekal kehidupan baik untuk berdiplomasi, berniaga, mengajar dan lain sebagainya,” terangnya.
Rani juga melanjutkan bahwa memahami karakter dan kejiwaan seseorang juga dapat diketahui dari bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, tutur kata yang kita sampaikan harus dapat dipertanggungjawabkan dan mengundang konflik.
“Dalam hal ini kecerdasan emosional menjadi hal yang sangat penting. Orang bisa menjadi sukses bukan hanya karena kecerdasan intelektual saja tapi juga emosional, yang ternyata memiliki porsi yang lebih besar,” terangnya.
Lewat keterampilan berbahasa dan berkomunikasi sambung Rani, kita akan mudah bergaul dan disukai, terlebih jika memiliki mindset yang positif sehingga dapat menghadapi setiap keadaan dengan tenang.
“Saya berharap KPII akan melahirkan perempuan yang penuh energi positif untuk kebaikan dan energi cinta untuk keberkahan,” tandas Rani.
Sementara itu, Trainer & Motivator Yasier Ambar Utama memaparkan bahwa seseorang dapat memiliki daya tarik dengan tujuh dimensi yang ada di dalam diri seorang manusia.
“Untuk memiliki daya tarik, pertama seseorang harus mempunyai self acceptance atau penerimaan diri. Bagaimana ia sudah tidak membandingkan dirinya dengan orang lain, orang yang sudah selesai dengan diri sendiri serta menerima kekurangan maupun kelebihan dirinya sendiri,” urainya.
Hal ke dua, ucap Yasier adalah physicality , bagaimana kita dapat memperbaiki penampilan sehingga menjadi lebih menarik.
“Hal ke tiga yaitu intellectuality, intelektual menjadi sesuatu yang sangat penting. Sebab jika kita sudah berhenti belajar maka kita akan berhenti bertumbuh. Ada empat potensi yang harus kita kembangkan dalam intelektualitas yakni knowledge, skill, attitude dan talent. Empat hal ini yang membuat kita memiliki nilai lebih atau value,” paparnya.
Selanjutnya yang ke empat adalah emotionality atau kemampuan seseorang dalam menjaga kestabilan emosi yang dimiliki seperti tidak mudah marah dan kesal dengan stimulus dari luar yang tidak diharapkan.
“Kelima adalah social ability yaitu kemampuan dalam bergaul dengan orang lain, bagaimana kita dapat bersikap ramah, memberikan ekspresi wajah yang terbaik, pandai membangun relasi agar bisa membangun kerjasama dan berkolaborasi,” imbuhnya.
Adapun hal ke enam adalah moral ability atau moral yang dimiliki oleh seseorang yang membuatnya tidak melakukan hal-hal negatif seperti korupsi.
“Hal ke tujuh adalah spirituality, bagaimana kita menjalani hidup dengan sepenuh hati kita, termasuk profesi yang kita jalani. Dengan tujuh dimensi yang terus kita kembangkan, maka kita bisa menjadi pribadi yang menarik untuk orang lain,” pungkasnya. (Tan)