BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Fania Melinda Fasih Mahasiswa Universitas Pasundan Fakultas Hukum (FH) Semester V berhasil menjadi Runner Up/juara 2 Asia Regional Clinical Legal Education (CLE) Mock Pre-Trial Hearing Event yang dilaksanakan oleh BABSEACLE belum lama ini.
Perlombaan ini berlangsung sejak 17 Oktober-15 November dengan jadwal workshop mengenai pre trial hearing masing-masing negara yang diikuti oleh 7 negara diantaranya Indonesia, Singapura, Laos, Nepal, Bangladesh, Vietnam dan Myanmar.
Event ini kemudian dilanjutkan pada 21-22 November dalam workshop yang diikuti oleh seluruh negara peserta dan dilanjutkan pada tanggal 28 November (Round 1-penyisihan untuk masuk semifinal), 29 November (Semi final), dan 5 Desember (Final).
Pada awalnya acara ini akan diselenggarakan di Chiang Mai, Thailand, namun karena pandemi covid 19, maka acara dilaksanakan secara Online dengan waktu ICT.
Adapun penyelengggara acara ini yaitu BABSEACLE yang merupakan organisasi yang bekerjasama secara global dalam pengembangan pendidikan keadilan dan inisiatif akses terhadap keadilan sekaligus berorientasi untuk membina generasi yang ada untuk menanamkan pro bono.
Dalam acara ini, BABSEACLE bekerjasama dengan beberapa partner yang diantaranya seperti berbagai firma hukum dari beberapa negara seperti Amerika dan Australia.

“Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari acara internasional bahkan mencapai juara 2 dalam acara ini. Mengingat pada saat ini dunia sedang dalam kondisi pandemi, saya bersyukur masih bisa mengikuti berbagai pengalaman dan mengisi hari-hari saya dengan produktif walaupun dilakukan secara online,” terang Fania.
Fania bercerita bahwa prestasi ini merupakan prestasi pertama yang didapatkan dalam lingkup internasional. Walaupun sebelumnya, Fania berkesempatan menjadi bagian dari acara internasional GAJE (Global Alliance Justice Education 2019) yang diselenggarakan di Indonesia.
“Alhamdulillah saya sudah mendapatkan berbagai prestasi lain yang didapatkan semenjak dini, bahkan dari umur 2 tahun sudah mendapatkan juara favorit dalam kontes modeling. Hal ini kemudian berlanjut dari tingkat SD, SMP, SMA bahkan sampai kuliah saat ini. Yang paling berkesan, saya menjabat sebagai ketua osis untuk 2 kali berturut-turut, yaitu ketua osis di SMPN 5 Bandung dan ketua osis di SMAN 8 Bandung,” paparnya.
Selain aktif sebagai ketua osis, pada saat SMA, Fania juga pernah meraih juara 2 Duta Anak Kota Bandung pada tahun 2015, dan dilanjutkan dengan mengikuti lomba debat tingkat SMA, di mana pada tahun 2015 ia mendapatkan juara 2 dan juara 1 pada 2017.
“Pengalaman lainnya berlanjut pada saat masa perkuliahan yaitu mendapat juara Harapan II Duta Kampus Unpas tahun 2019, dan Juara 1 Duta Genre Kota Bandung tahun 2020,” ulasnya.
Fania menambahkan bahwa tipsnya dalam mengikuti berbagai lomba adalah belajar dan belajar, walaupun terkadang melelahkan, tapi ucap Fania rasanya sangat terbalaskan saat apa yang kita pelajari ternyata sangat bermanfaat bagi kehidupanya dan orang banyak.
“Tantangan dan hambatan selalu ada dalam proses belajar, khususnya dalam lomba ini yang diikuti oleh berbagai negara, bahasa menjadi salah satu tantangannya. Mengingat bahasa yang digunakan merupakan bahasa Inggris, tantangan tersendiri untuk saya karena bahasa inggris yang digunakan bukan bahasa Inggris biasa melainkan terdapat pula istilah-istilah hukum di dalamnya yang merupakan hal baru untuk saya,” terangnya.
Selain bahasa, jelas Fania sistem yang dijadikan lomba pada acara ini memiliki sistem hukum yang berbeda.
“Seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki sistem hukum civil law/eropa continental, sedangkan dalam lomba ini menggunakan sistem hukum common law yang biasa digunakan oleh negara amerika serikat, Australia dan berbagai negara lainnya. Hal ini menjadi suatu tantangan yang besar karena saya harus mempelajari sistem yang digunakan dalam lomba ini yang notabenenya bukan sistem hukum Indonesia yang biasa saya pelajari,” jelasnya.
Melalui acara dan perlombaan ini, Fania berharap dapat terus bereksplorasi dan mengembangkan dirinya semaksimal mungkin. Karena pada dasarnya, pembelajaran dapat di dapatkan di mana saja dan kapan saja, maka selagi masih ada kesempatan dan peluang ia akan selalu mengejar berbagai ilmu dan pembelajaran yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang banyak.
“Selain itu, saya sangat berharap untuk dapat bertemu secara langsung dengan teman-teman lintas negara yang menjadi peserta dalam acara ini, karena pada saat ini kami hanya dapat berkomunikasi secara online mengingat kami berada di berbagai negara yang berbeda apalagi kondisi pandemi saat ini tidak memungkinkan,” ucapnya.
Terakhir Fania juga menambahkan bahwa pembelajaran dapat di dapatkan dimana saja dan kapan saja. Maka selagi masih ada kesempatan dan peluang cobalah untuk selalu mengejar berbagai ilmu dan pembelajaran. Menang kalah itu soal biasa dan bukan itu yang utama, yang menjadi poin utama adalah apa yang kita dapatkan, dan bagaimana cara kita mengaplikasikannya. Tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi dapat berguna untuk orang banyak.
“Melalui berbagai kegiatan dan perlombaan yang saya ikuti saya dapat mengetahui bahwa, banyak anak muda di luar sana yang memiliki kualitas dan mimpi yang luar biasa tetapi tidak teraplikasikan dikarenakan takut mencoba,” tandasnya.
Karena itu, Fania ingin menyampaikan bahwa kesempatan dan peluang selalu ada, tetapi hal ini akan menjadi sia-sia jika kita tidak mengambil kesempatan dan peluang tersebut.
“Jangan takut untuk mencoba, because all the hard work we did will pay off. Bukan soal menang atau kalah, tetapi ilmu dan pengalaman yang kita dapat. Dan satu hal yang saya selalu tanamkan di diri saya, ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan tidak hanya untuk diri saya sendiri, melainkan untuk orang-orang disekitar saya juga,” pungkasnya penuh semangat. (Tan)
Comments 1