BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pemerintah Kota Bandung menegaskan pihaknya tidak akan menggunakan sekolah untuk tempat isolasi mandiri pasien Covid-19 di Kota Bandung. Wacana itu digulirkan dikarenakan naiknya jumlah pasien Covid-19 di Kota Bandung, yang membuat daya tampung rumah sakit hampir penuh.
“Meskipun tidak ada pembelajaran tatap muka, namun guru tetap bertugas. Masa kita akan menyimpan pasien dengan guru-guru yang sedang bertugas,” ungkap Sekretaris Daerah (Seka) Kota Bandung, Ema Sumarna, beberapa waktu lalu.
Ia menyebutkan, jika saat ini Pemerintah Kota Bandung menekankan kepada aparat kewilayahan untuk menyediakan ruang untuk isolasi mandiri. “Kalau di setiap kecamatan ada tempat untuk isolasi, kan sangat terbantu,” terang Ema.
Sementara itu, dengan diberlakukannya PSBB Proporsional, lanjut Ema, jam operasional mall akan dikurangi. Yang sebelumnya sampai jam 20.00 sekarang hanya sampi jam 19.00. Namun untnuk restoran dan tempat hiburan, tetap akan tutup pukul 20.00.
Di sisi lain Ema mengingatkan kepada para perusahaan swasta, untuk menerapkan 75% work from home (WFH) guna mencegah adanya kerumunan. Eskipun demikian, Ema mengaku pihaknya tidak bisa mengecek langsung semua ke lapangan atas ketaatan instansi swasta ini.
“Kita hanya bisa memberikan teguran kepada yang melanggar. Kalua kita kenakan sanksi, ya sanksi apa. Kan tidak mungkin sampai melakukan penyegelan,” terangnya.
Untuk itu, Ema Kembali meminta masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap protocol Kesehatan. “Jangan sampai urusan covid ini hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja,” tuturnya.
Sedangkan tentang penambahan angka kasus positif reaktif di Kota Bandung, per tanggal 10/1/2021, Ema mengatakan terjadi penambahan kasusu 85.742 kasus, sedangkan yang sembuh menjadi 5350, dan angka yang meninggal 157 kasus. “Kita harapkan tidak ada lagi penambahan kasus meninggl,” tambahnya.
Sedangkan untuk Kasur yang sudah digunakan oleh pasien di rumah sakit sebanyak 1136 atau sekitar 89%. Menurut Ema itu sangat tinggi, karena seharusya angkanya tidak lebih dari 60%. Di sisi lain, kamar hotel yang sudah digunakan juga mencapai angka 93,37%.
“Makanya, kita harus menambah lagi kamar untuk menampung yang harus melakukan isolasi,” tuturnya. (put)