PASDUNIA

UN Women Prihatin Atas Konflik Politik dan Kerusuhan di Myanmar

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Entitas PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) mengungkapkan keprihatinan mendalam atas penggunaan kekuatan oleh pasukan keamanan terhadap para demonstran damai, termasuk perempuan.

Entitas PBB itu mencatat beberapa laporan dari Nay Pyi Taw, Mandalay, dan kota-kota lain di Myanmar tentang demonstran yang terluka oleh pasukan keamanan sehubungan dengan gerakan pembangkangan damai yang melanda seluruh negeri pada 9 Februari 2021.

Belakangan dikonfirmasi bahwa Ma Mya Thwate Thwate Khaing, seorang perempuan berusia 19 tahun, yang ditembak di kepala oleh pasukan keamanan, adalah korban pertama yang dilaporkan dari kekerasan ini.

Dokter telah memastikan bahwa perempuan muda itu saat ini dalam kondisi kritis dan sedang menjalani perawatan penunjang hidup. Ma Mya Thwate Thwate Khaing seharusnya merayakan ulang tahunnya yang ke-20 pada 11 Februari 2021.

“UN Women menyampaikan simpati terdalamnya kepada keluarga dan teman-temannya, dan menyerukan kepada militer dan polisi untuk menahan diri dari menggunakan kekuatan yang tidak proporsional terhadap para demonstran,” demikian pernyataan entitas tersebut.

UN Women juga meminta semua pemangku kepentingan di Myanmar untuk mendengarkan suara perempuan dalam unjuk rasa damai menentang pengambilalihan kekuasaan secara paksa oleh militer di negara itu.

“Kami menggaungkan pernyataan Sekretaris Jenderal PBB yang menegaskan kembali dukungan yang teguh bagi rakyat Myanmar dalam mewujudkan demokrasi, perdamaian, hak asasi manusia dan supremasi hukum,” demikian pernyataan tertulis UN Women, Kamis, (11/2/2021).

“Kami mendesak para pemimpin militer untuk menghormati keinginan rakyat Myanmar dan mematuhi norma-norma demokrasi, dengan perbedaan apapun harus diselesaikan melalui dialog damai,” sambungnya seperti yang dikutip dari antaranews.

Selama sepuluh tahun terakhir, perempuan dan organisasi masyarakat sipil Myanmar telah memainkan peran penting dalam proses transisi menuju masyarakat yang sejahtera dan demokratis dan telah berperan sentral dalam mengadvokasi perdamaian dan pemerintahan yang inklusif.

Selama setahun terakhir, UN Women juga telah melihat para perempuan Myanmar, di semua sektor masyarakat, bangkit dan berdiri teguh di garis depan upaya negara untuk mencegah dan merespons pandemi COVID-19, meskipun krisis yang sedang terjadi semakin memengaruhi mereka.

“Saat ini, UN Women berdiri dalam solidaritas dengan perempuan dan organisasi masyarakat sipil perempuan di Myanmar saat mereka berusaha untuk menggunakan hak dasar mereka untuk berdemonstrasi secara damai dan mengekspresikan harapan dan keinginan mereka untuk masa depan negara mereka,” kata UN Women. (*)

Tiwi Kasavela

Recent Posts

Bocah 4 Tahun Tertimpa Reruntuhan karena Gempa, Kang DS Sampaikan Duka

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bupati Bandung Dadang Supriatna menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Fauzan,…

9 menit ago

BNPB Ajak Warga Tingkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Gempa

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Masyarakat yang terkena dampak gempa M4,9 diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi…

39 menit ago

Guru Besar Hanya Nama (GBHN)

Oleh: Dosen Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan Dpk FH UNPAS, Firdaus Arifin BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dalam…

1 jam ago

Pelantikan Pj Wali Kota Bandung: A Koswara Siap Lanjutkan Program Kerja

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, telah melantik A Koswara…

2 jam ago

Pestapora 2024: Pertamina Fastron Hadirkan Edukasi Otomotif di Tengah Festival Musik

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pertamina Fastron siap memeriahkan festival musik Pestapora 2024, yang akan diadakan di…

2 jam ago

Harga Pangan Naik: Cabai Rawit Merah Sentuh Rp46.000 per Kg

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan pada Jumat (20/9/2024) pagi. Dilansir dari…

3 jam ago