BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Satu tahun penanganan Covid-19 di Kota Bandung, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengingat pas setahun dirinya terconvirmasi virus yang berasal dari Wuhan tersebut.
“Satu tahun yang lalu persis tanggal 16 Maret, hari Senin, saya dinyatakan positif. Jadi bisa dibilang saya angkatan pertama,” kelekar Yana, saat menghadiri Bandung Menjawab, Selasa (16/3/2021).
Tepat di tanggal yang sama, Yana juga menerima vaksin Covid-19 dosis ke dua. Setelah setaun dua minggu sebelumnya mendapatkan vaksin dosis pertama.
“Saya mengingatkan kepada seluruh warga Kota Bandung, untuk mengikuti program gebyar vaksin covid-19. Karena vaksin ini, bukan hanya untuk kebaikan kita sendiri. Namun juga untuk orang-orang di sekitar kita,” tuturnya.
Berbicara perjalanan penanganan pandemi covid-19 di Kota Bandung tak lepas dari kata kolaborasi mengatasi permasalahan kesehatan dan ekonomi.
“Hal pertama yang muncul adalah dua kutub yang saling berseberangan, yakni kutub kesehatan dan kutub ekonomi. Pada saat muncul pandemi, memang kita (Satgas covid 19) sepakat untuk lebih mengutamakan kesehatan dan seolah olah di satu sisi kutub ekonomi terkorbankan,” papar Yana.
“Namun jika kita perhatikan kembali dalam satu tahun ke belakang tindakan dari kebijakan ini merupakan hal yang sangat benar karena beberapa pembatasan aktivitas masyarakat ditujukan untuk mengutamakan kesehatan warga kita dan melokalisir penyebaran virus,” imbuhnya.
Yana menjelaskan, selama satu tahun penanganan pandemi Covid-19 di Kota Bandung diawali dengan kehati-hatian. dalam kesepakatan yang kuat mengingat Namun hasilnya, Covid-19 bisa terkendali.
Yana bersyukur penanganan yang baik di awal telah melahirkan kondisi yang sudah semakin membaik sesuai dengan indikator kesehatan yang ada.
Kini Pemkot Bandung, kata Yana, mulai fokus terhadap relaksasi kegiatan ekonomi sebagai upaya pemulihan perekonomian daerah dan masyarakat. Tentunya dengan SOP dan protokol kesehatan yang kita awasi secara ketat.
“Alhamdulillah pada saat kita melakukan relaksasi ekonomi tidak ditemukan cluster penyebaran baru di bidang yang kita relaksasikan hingga kini,” tuturnya.
Menguatkan pernyataan Yana, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanegara mengatakan, pihaknya bersama para pimpinan sudah berinisiatif melakukan pertemuan sebelum kasus pertama Covid-19 hadir di Indonesia.
Pertemuan ini membahas pembentukan peraturan terkait cara cara pembatasan kegiatan masyarkat dalam rangka penanganan serta antisipasi penyebaran virus Covid-19 di Kota Bandung.
Saat meramu kebijakan, Ahyani memastikan, selalu berkolaborasi dengan para ahli untuk dapat menentukan rumus 3M bagi masyarakat dan 3T.
“Jika semua melaksanakan protokol kesehatan dan kami (jajaran kesehatan) aktif dalam upaya upaya 3T maka disitu mulai akan terlihat hasil dari penanganan pandemi Covid-19 ini,” jelas Ahyani.
Menurutnya, salah satu momen terbaik yang diambil oleh Pemkot Bandung adalah pada saat berhasil membangun laboratorium mandiri BSL2 Plus.
Jika masih bergantung kepada laboratorium milik Kemenkes maupun Provinsi maka hasil dari tracing akan didapatkan selama 2 minggu. Dengan BSL2 Plus hasil akan didapatkan paling lama 2-3 hari saja. “Kita sudah bisa menentukan tindakan yang jauh lebih cepat dalam proses penangangannya,” katanya.
Kolaborasi dalam gotong royong merupakan momen yang spesial juga di saat penanganan pandemi Covid-19 di Kota Bandung ini.
“Hingga saat ini indikator kesehatan di Kota Bandung menurut standar WHO sudah semakin baik, salah satunya adalah tingkat kesembuhan yang kian tinggi dengan semakin menurunnya keterisian rumah sakit,” ujar Ahyani.
“Tingkat tracing kita yang sudah di atas standar mengartikan bahwa hingga kini sudah tidak terjadi lagi ledakan ledakan kasus Covid-19,” imbuh Ahyani.
Ia pun menjelaskan, peran dari setiap instansi maupun lembaga yang terlibat sudah berjalan sangat baik. Sehingga setiap sektor dapat bersinergi dan berkolaborasi.”Hasilnya, penyebaran virus covid 19 di Kota Bandung terkendali,” tuturnya. (Put)