BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– ITB Career Center bersama Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB menggelar sharing dengan alumni ITB dalam rangkaian program PMW X ITB 2021 belum lama ini secara virtual.
Adapun program PMW X ITB sudah berjalan sejak bulan Januari dan akan berakhir di bulan Mei 2021.
Direktorat Kemahasiswaan, Sonny Rustiadi dalam sambutannya mengingatkan mengenai pemberian dana hibah agar dapat digunakan dengan baik untuk pengembangan bisnis.
“Karakteristik entrepreneur yang sukses adalah dia cukup satu kali lebih banyak bangunnya daripada jatuhnya,” ucap Sonny dalam rilis yang diterima PASJABAR.
Adapun narasumber Harry Kurniawan Nugraha yang merupakan alumni program Master of Business Administration (MBA) ITB menjadi pendiri dari Kubust Teknologi Indonesia, yaitu usaha beriklan via LED, memanfaatkan kerumunan dengan cara menjual kopi bahkan memberi kopi gratis.
Saat pandemi melanda, terjadi penurunan jumlah viewers sehingga perusahaan-perusahaan melakukan efisiensi pada offline ads.
Harry bersama rekannya kemudian berpikir untuk memindahkan LED ke mobil box.
“Siapa yang bisa menangkap mobil ini dengan instastory dan di-share akan mendapatkan giveaway,” jelas Harry mengenai caranya berkolaborasi dengan perusahaan untuk meningkatkan awareness dari viewers.
Harry juga menambahkan bahwa iklan menjadi menarik bagi masyarakat jika konsepnya baru.
Adapun alumni dari Teknik Pertambangan ITB, Egar Putra Bahtera yang menjadi narasumber ke dua, merupakan pemilik brand Chevalier yang menjual sepatu premium.
Selain itu Egar juga menjadi pemilik brand Monoka, Etraworks, Cannes, dan Socia.
Egar menjelaskan keunikan segmen premium yaitu pemesanan berulang dan rekomendasi pelanggan. Ini yang membuatnya bertahan di pandemi ini.
“Kalian untung 1 juta tapi customer kecewa, mendingan kita untung 750 ribu tapi customer tidak kecewa,” kata Egar mengenai ilustrasi agar kelak peserta webinar tidak bermain-main dengan kekecewaan pelanggan.
Pembicara terakhir adalah alumni dari Biologi ITB, Arka Irfani. Ia merupakan CEO dan Founder Bell Society. Bell Society adalah usaha berbasis inovasi yang menghasilkan produk sustainable dan bermanfaat untuk lingkungan. Produk utamanya adalah Misel Flex, yaitu lembaran kulit alternatif dari limbah buah, salah satunya dibuat menjadi dompet.
Di masa pandemi ini, minat orang-orang untuk membeli produk seperti dompet menurun, oleh karena itu, Arka mendorong peserta untuk memanfaatkan kemudahan berkomunikasi di pandemi ini seperti bertemu via zoom untuk berkolaborasi.
“Kalau memang produknya belum siap, ceritakanlah produk yang kalian akan keluarkan itu apa,” saran Arka untuk peserta webinar. (*/tiwi)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…