BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Delapan tim akan bersaing di Piala Wali Kota Solo 2021 pada 20-26 Juni mendatang. Siapa lawan yang akan jadi pesaing Persib Bandung merebut titel juara.
Pelatih Robert Alberts tidak secara spesifik menyebut tim yang dianggap sebagai lawan paling tangguh. Ia justru menyebut semuanya adalah lawan sulit.
Di turnamen tersebut, masing-masing ada empat tim dari Liga 1 dan Liga 1. Selain Persib, ada Arema FC, Bali United, Bhayangkara FC, Persis Solo, RANS Cilegon United, Dewa United, dan PSG Pati.
Robert memandang masing-masing tim patut diwaspadai. Sebab, semuanya tengah serius mempersiapkan diri untuk mengarungi kompetisi masing-masing.
“Jika melihat tim yang diundang, yang mana kami tidak tahu apakah semuanya setuju untuk bergabung, mereka adalah tim berkualitas yang ada di Indonesia,” kata Robert, Rabu (9/6/2021).
Ia sendiri tidak memandang klub Liga 2 di turnamen itu bakal mudah dikalahkan. Sebab, mereka punya materi pemain yang cukup baik dan kaya pengalaman.
“Meskipun ada tim dari Liga 2, tapi kini sudah banyak tim Liga 2 yang menyita perhatian dan itu hal positif bagi piramida sepak bola di Indonesia,” tuturnya.
Ia sendiri menganggap fenomena klub Liga 2 yang belakangan menuai perhatian tersebut. Sebab, tim yang mencuri perhatian itu bakal unjuk gigi di turnamen yang sama dengan Persib.
Secara umum, kehadiran klub Liga 2 itu memperlihatkan bahwa mereka punya ambisi kuat untuk naik ke Liga 1. Sehingga, mereka pun mau mengikuti turnamen melawan klub Liga 1 agar kekuatan mereka makin tangguh.
Hal ini menurutnya bisa berdampak jangka panjang bagi sepak bola Indonesia. Sebab, persaingan akan sangat menarik di berbagai jenjang kompetisi.
“Ini menarik, apa yang akan terjadi dengan Liga 2 karena ada banyak klub yang berambisi, dan itu positif untuk sepak bola kami,” ungkap Robert.
“Ada juga klub Liga 3 yang berambisi promosi ke Liga 2 dan memang seperti itu seharusnya. Seharusnya tim harus punya perasaan seperti itu, ambisi membuka kesempatan untuk naik,” paparnya.
Sebaliknya, tim yang tak punya ambisi justru bakal tampil memble. Sehingga, peta persaingan di kompetisi bakal kurang menarik. “Tim yang kurang punya ambisi biasanya menghadapi kenyataan terdegradasi. Jadi, memang ini sistem yang sehat,” tandas Robert. (ors)