HEADLINE

Iyus Mahasiswa STKIP Pasundan Bagi Tips Jadi Pedalang Wayang Golek

ADVERTISEMENT

CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM– Mendalang, bukan hal yang mudah. Tapi bagi Iyus Mahasiswa STKIP Pasundan mendalang wayang golek merupakan hobi, kebahagian dan panggilan hidup.

Menguasai seni pedalangan wayang golek ini pun membuat Iyus tampil menjadi dalang dalam berbagai event yang ada di Jawa Barat seperti acara hajatan dan acara pemerintahan.

“Awal mulanya saya terinspirasi dari yang maestro dalang yaitu ki dalang Asep Sunandar Sunarya (almarhum) yang dulu sering saya menonton wayang entah secara langsung ataupun secara kaset. Nah setelah termotivasi. Untungnya paman saya ada kenalan dalang muda yang berbakat. Dan akhirnya saya pun dikenalkan dengan ki dalang Dhani Purwa Atmadja yang sekarang menjadi guru wayang golek saya,” terang pemuda bernama lengkap Yustandi Koswara yang juga akrab disapa Andi.

Manfaat dari seni terang Iyus adalah kita bisa mengekspresikan perasaan kita melewati seni. Dan seni juga bisa digunakan media entah untuk menyebarkan agama Islam. Atau bisa juga menjadi corong dari pemerintah ke rakyat.

“Selain itu menurut saya hidup dengan seni akan menjadi indah. Oleh karena itu penting untuk menyukai dan mempelajarinya,” imbuhnya.

Iyus berkata bahwa ia selalu rutin dalam melakukan latihan sehabis ia pulang kuliah. Atau biasanya setiap malam minggu, malam kamis, dan malam sabtu.

“Kalau misalnya bentrok dengan kuliah saya bisa cari waktu lain supaya tetap latihan rutin,” ujarnya.

Tips belajar seni wayang golek dengan nyaman dan bahagia sambung Iyus adalah yang terpenting kita bisa menikmati suasana saat latihan. Dan menjadikan seni wayang golek itu sebagai hobi. Yang harus dikembangkan dan dilestarikan oleh kita.

“Tips dari saya intinya harus terus inovatif dan kreatif kalau kata orang sunda mah ngigelan jaman,” terangnya kepada PASJABAR, Kamis (24/6/2021).

Iyus juga menyampaikan untuk orang yang ingin belajar seni budaya sunda. Untuk terus berusaha dan jangan berputus asa sebagaimana paribasa sunda. Ngereyeuh nikreuh, sok sanajan bari pateuh gunung ge bakal di sahandapeun mumuncangan.

“Bila tidak kita yang melestarikan, mempelajari seni mau siapa lagi. Karena bila seni mulai tergerus oleh zaman maka bangsa kita akan kehilangan jati diri yang sebenarnya. Kata pepatah mahestro dalang Asep Sunandar. Martabat hiji bangsa bisa diukur ku budayana, lamun budayana awut awutan yakin ruksak bangsana,” pungkas Iyus Mahasiswa STKIP Pasundan. (tiwi)

Tiwi Kasavela

Recent Posts

Harga Pangan Naik: Cabai Rawit Merah Sentuh Rp46.000 per Kg

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan pada Jumat (20/9/2024) pagi. Dilansir dari…

1 menit ago

Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Keadilan dalam Dialog Kebhinekaan di Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Dialog Kebhinekaan di…

2 jam ago

RSUD dan Dinsos Bandung Gelar Khitanan Massal untuk 60 Anak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bersama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)…

2 jam ago

Keseimbangan Hubungan Antarmanusia

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…

6 jam ago

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

12 jam ago

Pelajaran untuk Persib Usai Dipermalukan Port FC

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung menelan pil pahit. Melawan Port FC dalam laga perdana Grup F AFC…

14 jam ago