BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala dianjurkan melakukan isolasi mandiri untuk mengurangi penuhnya keterisian di Rumah Sakit.
Oleh karena itu, pasien COVID-19 harus memiliki persiapan isolasi mandiri yang baik.
Dilansir dari Klikdokter ada beberapa alat yang perlu disiapkan saat isolasi mandiri, diantaranya yakni ;
1. Termometer
Alat pengukur suhu ini wajib dimiliki oleh pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri. Pasalnya, demam adalah salah satu gejala COVID-19 yang paling umum terjadi. Semakin tinggi suhu tubuh, dikhawatirkan semakin terjadi perburukan pada kondisi pasien.
Demam atau suhu tubuh yang tak kunjung menurun bisa menyebabkan badan semakin lemas, bahkan sulit bergerak.
Suhu tubuh yang normal berada di angka 36,3 sampai 37,7 derajat Celsius. Lebih atau kurang dari angka tersebut, maka pasien COVID-19 harus waspada.
Ada dua jenis termometer yang tersedia di pasaran, yakni termometer digital dan tembak (infrared).
Termometer digital digunakan dengan cara dijepit di ketiak, dubur, atau dimasukkan ke dalam mulut. Nantinya, layar kecil di alat tersebut akan menunjukkan suhu tubuh Anda.
Sedangkan termometer tembak, bekerja menggunakan sensor inframerah. Cara pakai termometer ini dihadapkan ke dahi, lalu suhu tubuh Anda akan terpampang di layar alat tersebut.
2. Pulse Oxymeter
Pulse oxymeter atau biasa disebut oximeter, adalah alat untuk mengukur kadar oksigen di dalam darah. Alat ini termasuk ke dalam peralatan isolasi mandi yang wajib dimiliki pasien COVID-19.
Pasalnya, sesak napas akibat kekurangan oksigen menjadi salah satu gejala infeksi virus corona yang kerap terjadi. Dengan mengetahui kadar oksigen dalam darah, pasien bisa mengetahui seberapa darurat kondisinya saat itu.
Tertera dua angka berbeda di layar oximeter. Angka dengan tanda persen (%SpO2) menunjukkan saturasi oksigen dalam darah. Lalu, angka dengan huruf HR atau heart rate menandakan jumlah detak jantung Anda.
Saturasi oksigen (%SpO2) normal berada di angka 95 persen. Saturasi oksigen di bawah angka tersebut menandakan pasien COVID-19 mengalami kekurangan oksigen. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Tabung Oksigen
Tabung oksigen juga menjadi salah satu peralatan isolasi mandiri yang kini diburu pasien COVID-19. Akan tetapi, jika pasien hanya memiliki gejala ringan atau bahkan tanpa gejala, tabung oksigen tidak diperlukan.
Dokter Astrid Wulan Kusumoastuti menambahkan, “Kalau gejalanya berat, sebaiknya langsung bawa ke rumah sakit. Tapi, kembali lagi kita tidak bisa memprediksi. Mungkin kalau ada orang yang high risk (lansia atau keluarga dengan penyakit komorbid berat) silakan sediakan tabung oksigen.”
4. Masker dan Disinfektan
Persediaan masker bedah dan kain harus ada selama isolasi mandiri. Anda bisa menyediakan satu hingga dua boks masker bedah di dalam kamar untuk dipakai selama isolasi mandiri. Ganti masker setiap 4 jam sekali dan buang setelah digunakan.
Sementara itu, disinfektan juga harus tersedia untuk menyemprot barang-barang di dalam kamar agar tetap higienis.
Barang yang wajib disemprot dengan disinfektan adalah peralatan makan yang akan diberikan kepada anggota keluarga lain untuk dibersihkan. Perabotan seperti meja, kursi, atau gagang pintu yang kerap disentuh pasien COVID-19 juga harus disemprot disinfektan.
5. Obat-obatan dan Vitamin
Anda wajib menyediakan obat-obatan serta vitamin yang telah diresepkan dokter agar tubuh segera pulih. Pastikan Anda memiliki stok obat yang cukup hingga isolasi mandiri selesai.
Selain itu, sediakan juga air minum dalam jumlah cukup untuk memenuhi asupan cairan harian.
Anda juga bisa menyimpan beberapa camilan sehat, seperti biskuit, buah, biji-bijian, atau kacang di dalam kamar. (*)