BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM–IIKU Unit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan, pada Sabtu (10/7/202) menggelar TalkShow Mengabdi Pada Negeri dengan tema “Mewujudkan Sehat Fisik dam Mental Keluarga di Masa Pandemi”.
Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting, dengan diikuti oleh anggota IIKU dari fakultas di lingkungan Universitas Pasundan yang terdiri dari : Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Seni dan Sastra, Program Pasca Sarjana, Fakultas Kedokteran, serta tamu undangan lainnya.
Topik ini disampaikan oleh dua pemateri yaitu dari Kepala Dinas P3AKB Provinsi Jawa Barat, dr. Siska Gerfianti,M.Kes.,Sp.DLP dan dari Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran UNPAS, Ketua Pemberdayaan Perempuan Paguyuban Pasundan, dr.Hj.Alma Lucyati,M.Kes.,M.Si.,M.H.Kes.
Penanggung jawab kegiatan sekaligus Dekan FEB Unpas Dr. H. Atang Hermawan, SE.,MSIE.,Ak.,CSRS.,CSRA. mengungkapkan bahwa acara yang laksanakan saat ini, adalah merupakan salah satu kegiatan penting dalam kerangka untuk mempererat tali silaturahim keluarga besar FEB Unpas, dan saling tukar-menukar informasi, guna memajukan institusi, serta memberikan wawasan dan pemahaman yang cukup, mengenai aspek Kesehatan, baik kesehatan fisik maupun Kesehatan mental, yang harus disiapkan oleh kita dimasa pandemi.
“Keberadaan IIKU di lingkungan fakultas, pada dasarnya sangat dibutuhkan, maka dari itu berbagai program yang dilaksanakan oleh IIKU, secara umum harus merujuk kepada visi dan misi fakultas. Yang tugas utama adalah mengkordinasikan seluruh pegawai dalam upaya untuk memperkokoh rasa solidaritas, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak, meningkatkan kepedulian sosial, dan melakukan pembinaan mental dan spiritual, agar menjadi insan yang bertakwa kepada Allah SWT, berkepribadian, serta berbudi pekerti luhur,” papar Atang.
Dampak yang diakibatkan oleh wabah COVID-19 saat ini, sambung Atang sangat meluas ke berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Terlebih dampak negative yang dirasakan bagi semua keluarga, yaitu terganggunya Kesehatan keluarga, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial.
“Dengan kondisi tersebut sangat membutuhkan peran serta semua pihak, untuk dapat memberikan solusi bagi masyarakat yang terkena dampak covid-19. Tak terkecuali peran IIKU itu sendiri,” tandasnya.
Atang memaparkan bahwa kedua pemateri menyampaikan bahwa COVID-19 telah mengubah banyak rutinitas harian dengan cara yang tidak diantisipasi siapa pun.
Kini banyak orang yang terpaksa harus lebih banyak berada di rumah untuk meminimalkan risiko penularan. Namun, terisolasi dan berada di rumah dapat meningkatkan godaan untuk meninggalkan gaya hidup sehat.
Seperti misalnya kurang memperhatikan asupan makanan yang masuk karena terlalu banyak makan camilan, junk food, dan makanan berkualitas rendah yang hanya memberikan kepuasan instan untuk lidah. Selain itu, aktivitas fisik pun berkurang karena aktivitas hanya di rumah saja.
“Dengan perubahan gaya hidup yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, ada potensi normalisasi gaya hidup yang tidak sehat. Padahal, menjaga tubuh tetap fit dan sehat selama pandemi adalah hal yang sangat penting untuk menghindarkan diri dari berbagai penyakit. Oleh karena itu kita harus dapat melakukan hal-hal yang dapat mempertahankan gaya hidup dan rutinitas yang sehat dan aktif selama pandemi,” paparnya.
Pola hidup sehat merupakan hal yang wajib kita lakukan, terutama pada masa pandemi. Dengan memilah dan mengatur pola hidup yang sehat, tentunya tubuh kita akan merasakan banyak manfaat. Kita hanya perlu memperhatikan kebiasaan kecil sehari-hari dan mengubahnya supaya lebih bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
“Dengan pola hidup sehat akan menciptakan harapan hidup lebih lama. Manfaat lain yang kita dapatkan yaitu meningkatkan imun tubuh. Imun tubuh dapat mencegah penyakit masuk ke dalam tubuh kita, termasuk virus Covid-19,” ujarnya.
Untuk bisa mencegah penyakit tersebut diperlukan kesehatan fisik, diantaranya perilaku hidup bersih dan sehat, beraktivitas fisik minimal 30 menit/hari atau 180 menit/minggu dan tentu saja tingkatkan imunitas dengan cara makan sayuran, perbanyak minum air putih.
“Tidak cukup dengan kesehatan fisik, kesehatan mental juga perlu kita perhatikan. Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat menjaga hubungan yang sehat, mengekspresikan berbagai emosi, serta mengelola permasalahan,” sambungnya.
Apabila kita tidak mampu mengelola stres kehidupan ini secara wajar, maka bisa menyebabkan stres atau gangguan jiwa. Maka dari itu penting mengenali dan menghindari stres yang bisa memicu respon tubuh, baik secara fisik maupun mental.
“Stres bisa kita atasi, diantaranya dengan upaya kesehatan jiwa yang merupakan kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat,” ulasnya.
Di Jawa Barat, sudah sedemikian tersedia layanan-layanan seperti layanan informasi yang terpercaya dan terupdate yaitu PIKOBAR yang bisa di download.
“Terdapat hal-hal yang bisa menenangkan mental kita, diantaranya mensyukuri nikmat yang Allah berikan, bersyukur dengan apa yang kita dapatkan, menerima apa adanya, dan yakinlah bahwa apa yang kita lakukan ini karena Allah SWT,” urainya.
“Tetap jaga protokol kesehatan kita dengan menerapkan 6M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi keramaian, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama). Kita galakkan BERJARAK = Bersama Kita Jaga Keluarga dan jangan lupa selalu BAHAGIA,” pungkasnya. (*/tiwi)