CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Minggu, 16 November 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home HEADLINE

Cece : Jalur Masuk PTN Tidak Adil untuk PTS

Yatti Chahyati
21 Juli 2021
Wisuda Unpas Gelombang II 2020/2021 Ciptakan Lulusan Berilmu,Berakhlak

Ilustrasi (pasjabar)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Berbagai keistimewaan dari pemerintah terhadap perguruan tinggi negeri membuat ketimpangan cukup besar antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Salah satunya jalur masuk PTN yang dinilai tidak adil bagi PTS.

Hal tersebut diungkapkan pemerhati pendidikan tinggi, Dr. Cece Suryana, SH, MM, menanggapi sistem penjaringan mahasiswa ke perguruan tinggi dan juga kondisi perguruan tinggi swasta saat ini.

“Perguruan Tinggi Negeri adalah milik negara dibawah Kemendikbudristek, sehingga seluruh fasilitasnya dibantu oleh negara. Sementara swasta berdiri sendiri, dikelola oleh yayasan dan masyarakat, tentu mengandalkan dari dana mahasiswa dan hasil usaha sendiri. Meski demikian, dalam pelayanan pendidikan swasta dan negeri dituntut harus sama, dan menghasilkan lulusan yang terbaik,” ungkap Cece, yang juga merupakan salah satu pengurus Lembaga Pendidikan Tinggi di Bandung.

Dr. Cece Suryana, SH, MM. (ist)

Ia menyebutkan dengan berbagai keistimewaan dari pemerintah tersebut, sudah sewajarnya jika Perguruan Tinggi Negeri memiliki berbagai kelebihan di bandingkan dengan Perguruan Tinggi Swasta. dari mulai sarana prasarana infrastruktur, gaji atau honor yang diberikan langsung dari pemerintah, belum lagi subsidi untuk Perguruan Tinggi Negeri.

“Dan samua diberikan anggaran khusus dari pemerintah pusat dan dikelola sendiri oleh Perguruan Tinggi Negeri, sebaliknya dengan Perguruan Tinggi Swasta semuanya ditanggung sendiri dan hanya mengandalkan dari mahasiswanya dan juga hasil usaha sendiri,” tuturnya.

Padahal ditegaskan Cece, Perguruan Tinggi Swasta memiliki andil yang sangat besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini nampak dari presentase perguruan tinggi di Indonesia, yang jika dirata-rata 90 persen Perguruan Tinggi swasta dan 10 persen perguruan tinggi negeri.

Baca juga:   FAGI : Pejabat Yang Larang Aksi Hari Guru Langgar Permendikbud

Dengan berbagai kelebihan itu seharunya Perguruan Tinggi Negeri tidak perlu melakukan berbagai upaya agar bisa mencari mahasiswa dengan jumlah yang cukup besar, dengan menyelenggarakan berbagai macam cara seleksi masuk ke Perguruan Tinggi Negeri.

Disayangkannya lagi, pemerintah pusat pun seperti menutup mata dan menyerahkan sepenuhnya kepada Perguruan Tinggi Negeri untuk menentukan jumlah yang diterima di kampusnya, sementara dalam Peraturan Pemerintahnya hanya mengatur tentang jenis jalur penerimaan mahasiswa baru Perguruan Tinggi negeri yaitu SNMPTN, SBMPTN dan Jalur Mandiri

“Dengan adanya jalur SNMPTN, SBMPTN dan jalur mandiri tanpa penentuan jumlah kuota secara tegas, menurut saya membuat penerimaan calon mahasiswa baru Perguruan Tinggi Negeri menjadi berlebihan, seperti pukat harimau dalam menangkap ikan. Apabila dijabarkan dari ketiga jalur penerimaan PTN , yaitu SNMPTN dan SMBPTN untuk menjaring calon mahasiswa yang memiliki kecerdasan lebih  sedangkan Jalur Mandiri untuk menjaring Calon Mahasiswa yang memiliki kemampuan finasial yang berlebih , dengan demikian bahan baku yang dimiliki oleh PTN adalah sangatlah bagus.”

“Sementara bagi PTS merupakan bahan baku sisa (sekalipun tidak semuanya ) yang harus digodog untuk memiliki kemampuan yang pada akhirnya sama dengan  lulusan PTN. belum lagi dari sisi waktu  penjaringan, PTN melakukan penjaringan sampai pada bulan Juli bahkan agustus, dan bagi PTS bagaimanapun harus menunggu sisa penjaringan dari PTN, sedangkan perkuliahan harus dimulai dalam waktu sama yaitu sekitar bulan September, sehingga bisa dibayangkan dalam waktu yang singkat (1 bulan). Bagaimana stress dan gamangnya PTS untuk bisa memenuhi quota calon mahasiswa yang ditargetkan. Kenapa harus ditargetkan, ini menyangkut nasib kelangsungan PTS,” tegas Cece.

Baca juga:   Mi'raj Mahasiswa FT Unpas Selalu Bangkit dan Lebih Baik

Oleh karenanya, untuk diketahui dan mendapat perhatian pemerintah (mendikbudristek), ketentuan tentang Nisbah (rasio dosen dan mahasiswa) sangat berat bagi PTS dan sangat erat kaitannya dengan system penerimaan mahasiswa baru. Bagi PTS tidak ada jaminan penerimaan mahasiswa baru tahun sebelumnya sama dengan tahun ini, begitupun tahun ini belum tentu sama jumlahnya dengan tahun yang akan datang, sementara sistem nisbah telah memaksa PTS harus mengangkat Dosen Tetap agar memiliki NIDN dan Jafung agar diakui sebagai dosen.

“Jika PTS tahun ini menerima mahasiswa kurang dari yang ditargetkan, maka logikanya harus mengurangi atau memberhentikan dosen karena menyangkut biaya operasional dan biaya tridarma lainnya. Sementara bagi PTN tentu, dengan system penjaringan yang seperti sekarang tidak memikirkan  hal demikian, karena jumlah mahasiswa pasti konstan bahkan bisa menaikan sesuai keinginan dan juga tidak memikirkan biaya operasional,” ungkapnya.

Dengan demikian dijelaskan Cece, penerimaan mahasiswa baru Perguruan Tinggi Negeri dengan tiga sistem ini membuat Perguruan Tinggi Swasta harus berpikir keras untuk bisa bersaing dengan perguruan Tinggi Negeri.

Baca juga:   Kantin Baru FKIP UNPAS : Lebih Strategis, Nyaman, dan Kekinian

“Padahal dari berbagai sisi Perguruan Tinggi Negeri sudah dibekali dengan berbagai kelebihan dari pemerintah  sebaliknya dengan Perguruan Tinggi Swasta yang harus berjuang sendiri. Dilihat dari sisi ini saja sepertinya akan susah jika Pergruan Tinggi Swasta harus bersaing dengan pergruan Tinggi Negeri,” sekalipun ada PTS yang bagus , tapi jumlahnya sangat sedikit  jika dibadingkan dari jumlah PTS yang ada. tegas Cece.

“Ditambah lagi dimasa pandemik seperti saat ini dimana ekonomi masyarakat sedang terpuruk, bagaimana Perguruan Tinggi Swasta harus bertahan dengan tetap memberikan pelayanan terbaiknya.,” paparnya.

Cece juga menyebutkan persyaratan dari Kemendikbudristek yang semakin berat harus diikuti Perguruan Tinggi Swasta untuk mendapatkan akreditasi atau peningkatan kualitas sangat baik/unggul . “Artinya akan semakin jomplanglah antara Pergruan Tinggi Negeri dan Pergruan Tinggi Swasta,” keluhnya.

Oleh karenannya dikatakannya perlu ada pengkajian kembali, prosedur penerimaan mahasiswa baru untuk PTN, misalnya rekrutmen PTN cukup 1 kali seperti dulu, dan tentu jumlahnya harus dibatasi karena sampai hari ini quota PTN tidak diketahui sejak awal,  yang ada hanya prosentase dari ketiga jalur saja.

“Kemudian pembukaan kampus PTN di daerah-daerah dilarang, dan juga yang tidak kalah pentingnya ketentuan Nisbah bagi PTS ditinjau ulang atau paling tidak dilonggarkan, Karena seperti hal tadi, tidak ada jaminan jumlah mahasiswa akan sama setiap tahunnya. Bagaimanpun PTS mempunyai peran yang sama dalam mencerdaskan bangsa,”pungkasnya. (tie/tiwi)

Print Friendly, PDF & Email
Editor:
Tags: cece suryanaPTNptsseleksi mahasiswa PTSuniversitas pasundanunpasYPT Pasundan


Related Posts

Dari Jatuh Bangkit hingga Menjadi Inspirasi: Perjalanan Arul Fadyah Dzulpaqor Jadi Pemuda Berdaya
PASPENDIDIKAN

Dari Jatuh Bangkit hingga Menjadi Inspirasi: Perjalanan Arul Fadyah Dzulpaqor Jadi Pemuda Berdaya

15 November 2025
pascasarjana universitas pasundan
HEADLINE

Pascasarjana Unpas Dorong Tendik Sinergi Humas dan Promosi Melalui Achievement Acceleration Program Series #1

12 November 2025
Unpas Jadi Satu-satunya PTS LLDIKTI IV Terpilih di Program Detaser
PASBANDUNG

Unpas Jadi Satu-satunya PTS LLDIKTI IV Terpilih di Program Detaser

12 November 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

TB Hasanuddin Deddy Corbuzier
HEADLINE

TB Hasanuddin: Pengiriman Pasukan ke Gaza Harus Sesuai Hukum Internasional

16 November 2025

JAKARTA, WWW. PASJABAR. COM -- Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin memberikan respons...

jadwal motogp valencia 2025

Jadwal Lengkap MotoGP Valencia 2025: Pekan Penutup Musim

15 November 2025
Jorge Martin

Jorge Martin Pilih Bermain Aman di Hari Pertama MotoGP Valencia

15 November 2025
PUBG Mobile Balenciaga

PUBG Mobile Gandeng Balenciaga Hadirkan Konten Fesyen Eksklusif

15 November 2025
Teh Herbal Dinilai Efektif Bantu Tubuh Hadapi Polusi Udara

Teh Herbal Dinilai Efektif Bantu Tubuh Hadapi Polusi Udara

15 November 2025

Highlights

PUBG Mobile Gandeng Balenciaga Hadirkan Konten Fesyen Eksklusif

Teh Herbal Dinilai Efektif Bantu Tubuh Hadapi Polusi Udara

OnePlus 15 Hadirkan Desain Baru dan Sistem Kamera Internal

Film Dopamin Raih Antusiasme Tinggi dan Jadi Perbincangan Penonton

DPMKP Ingatkan Risiko Kebakaran Tetap Tinggi Meski Sudah Hujan

Minangkabau & International Culinary Expo 2025 Ramaikan Bandung

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.