BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI), Iwan Hermawan mengungkapkan bahwa kondisi masyarakat yang terkontaminasi media sosial akut perlu segera disadarkan melalui terapi.
“Ada baiknya jurnalisme diperkenalkan sejak dini sebagai salah satu terapi kepada masyarakat luas agar bijak dalam bermedsos,” terang Iwan.
Iwan menambahkan bahwa dulu ada majalah dinding di sekolah-sekolah yang sekarang berubah bentuk menjadi media on-line. Melalui kegiatan ini pengenalan jurnalistik bisa lebih ditekankan.
“Sayangnya, media sekolah sering tidak menarik sehingga siswa lebih banyak terhubung dengan media sosial, apakah itu Facebook, WhatsApp, Tweeter, Instagram dan sebagainya,” imbuhnya.
Menurut Iwan anak jaman sekarang hidup dalam era informasi instan, tetapi tidak banyak mendapat pendidikan. Seperti bagaimana berkomentar di media dengan baik.
Dalam hal ini, ucap Iwan, Jurnalisme membantu mereka menuliskan komentar positif dalam blog sekaligus belajar bertanggung jawab atas media yang dikelolanya.
“Di samping itu, pelajaran atau pengenalan jurnalistik di sekolah kepada siswa dapat disisipkan dalam mata pelajaran yang sudah ada, seperti pada mata Pelajaran Sosiologi,” ujarnya.
Selain melalui pelajaran ekstra kulikuler media massa yang sudah dilakukan sejumlah sekolah. Lanjut Iwan, kerjasama antara sekolah dengan lembaga pers atau media jurnalistik dan Dewan Pers dapat dilakukan sebagai penguatan materinya.
“Intinya, jangan sampai menebar kebohongan kemudian hari menjadi budaya,” tandasnya.
“Atas Dasar itu Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) mengajak para jurnalis untuk ikut berpartisipasi melakukan pencerahan kepada pelajar tentang bagaimana penggunaan medsos yang baik melalau PJJ Daring dengan menyelipkan waktu pada beberapa mata pelajaran tertentu,” pungkasnya. (*/tiwi)