BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Jawa Barat akan melaporkan sejumlah sekolah di Kota Bandung.
Ketua FMPP Jabar, Illa Setiawati mengatakan bahwa pelaporan ini karena sejumlah sekolah tersebut memaksakan siswa dari Keluarga Ekonomi Tindak Mampu (KETM) mengikuti PJJ menggunakan zoom.
“Hal ini kami lakukan mengingat banyaknya laporan orang tua KETM yang bermasalah. Dalam pembelaran daring di masa pandemi,” terangnya belum lama ini.
Illa memaparkan bahwa sejumlah sekolah di Kota Bandung ada beberapa oknum guru yang memaksakan siswanya harus belajar daring virtual dengan zoom.
Hal ini sangat memberatkan orang tua siswa dari kalangan keluarga tidak mampu.
“Karena dalam sehari harus 4 jam dalam menggunakan kuota internet. Sementara bantuan kuota dari Kemendikbud belum turun kalaupun turun tidak akan untuk di pergunakan sebanyak itu,” tambah Illa.
Illa melanjutkan bahwa laporan dari orang tua siswa KETM, mereka bisa menghabiskan uang sebanyak 50 ribu rupiah perminggu untuk membeli kuota belajar anaknya. Atau ikut wifi ke tetangga mereka dengan membayar 5 ribu rupiah setiap hari.
“Padahal dalam Surat
Edaran Sesjen Kemendikbud No 15 thn 2020 tentang KBM di masa pendemi. Dijelaskan bahwa PJJ tidak harus selalu Daring. Daringpun tidak selalu Virtual bisa non virtual, bagi siswa KETM lakukan saja oleh sekolah luring dengan perbanyak Modul SMA/SMK terbuka yang sudah ada di sediakan kemendikbud,” paparnya.
“Seharusnya guru melayani siswa baik yang daring maupun yang luring,” tambahnya.
Illa melanjutkan bahwa pihaknya mengharapkan Baik Ombusdsman maupun KPAI berpihak kepada Siswa dari KETM. Sehingga belajar mereka tidak terganggu karena masalah kuota internet.
“Apalagi sampai ada siswa tidak naik kelas gara-gara tidak punya kuota internet,” imbuhnya.
“Solusinya untuk siswa KETM sekolah, cetak modul pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Atau bantu mereka dengan memberikan kuota Internet yang sudah dianggarkan dari BOS, BOPD atau BPMU,” pungkasnya. (*/tiwi)