JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM– Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno mendorong mahasiswa Politeknik Pariwisata Palembang menjadi wirausaha muda di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif agar dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Menparekraf Sandiaga Uno saat webinar yang diadakan Poltekpar Palembang dengan tema “Mendorong Generasi Muda Sebagai Young Entrepreneur dalam Menumbuhkembangkan Sektor Parekraf”, Kamis (12/8/2021) menjelaskan, dampak pandemi COVID-19 ini bisa disiasati dengan semangat kewirausahaan dan strategi pemulihan sektor parekraf salah satunya berfokus kepada SDM-nya.
“Karena SDM harus diupskiling dan direskilling agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan. Pada saat ini selain Ijazah, hal terpenting dalam mendapatkan pekerjaan, adalah pengalaman dan keterampilanlah yang menjadi utama dan prioritas. Dan kompetensi ini sudah berganti dengan pendidikan vokasi,” katanya.
Menparekraf Sandiaga Uno mengajak enam PTNP yang berada di bawah Kemenparekraf atas arahan Presiden Joko Widodo untuk mengedepankan pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan industri.
“Contohnya seperti perusahaan-perusahaan internasional seperti Apple, IBM, Google, dan 12 perusahaan besar lainnya. Tidak lagi melihat tingkat kelulusan universitas sebagai konsideran utama, tapi mereka melihat dari sisi keterampilan,” ujarnya dalam rilis yang diterima PASJABAR.
Seperti diketahui, kota yang terkenal dengan julukan “Bumi Sriwijaya” itu memiliki potensi di sektor parekraf yang potensial untuk dikembangkan. Mulai dari seni, budaya, tempat bersejarah, kriya, fesyen, serta wisata kuliner yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Indonesia maupun mancanegara.
Dari segi fesyen Palembang memiliki pusat kerajinan songket yang memiliki motif berbeda dari songket daerah lain. Selain itu beberapa destinasi wisata yang menjadi daya tarik seperti Benteng Kuto Besak hingga Pulau Kemaro. Ada pula berbagai jenis kuliner yang terkenal salah satunya pempek.
“Selanjutnya beberapa acara yang kita fasilitasi yakni memberikan keterampilan khusus kepada masyarakat yang bergerak di sektor kuliner untuk beradaptasi dengan digitalisasi, Namun, digitalisasi saja tidak cukup. Untuk menambah nilai jual produk harus ada cerita di balik produk tersebut. Bukan hanya menjual online, tapi mereka bisa juga membuat konten agar produk mereka bercerita, produk mereka memiliki story telling,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf menceritakan perjalanan bisnisnya. Menurut Menparekraf bisnis yang laris manis adalah bisnis yang dimulai saat krisis.
Ia menjadi pengusaha karena di-PHK pada tahun 1997, dan setelah 25 tahun lebih membangun usaha yang bergerak di bidang keuangan tersebut. Ia sudah membuka lapangan kerja bagi 30 ribu lebih karyawan di seluruh Indonesia.
“Untuk itu, saya titip kepada mahasiswa agar 3G, yakni gercep, kita harus gerak cepat. Geber, gerak bersama, kita bisa faster sendiri tapi kita bisa longer kalau gerak bersama. Terakhir gaspol, garap semua potensi yang bisa kita lakukan untuk membangun negeri,” kata Sandiaga. (*/tiwi)