HEADLINE

Rajo Galan : Kemerdekaan Adalah Momentum Kebangkitan Bangsa

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Presidium kordinator Pusat Gerakan Mahasiswa pasundan, Rajo Galan S.Pd mengungkapkan bahwa kemerdekaan bukan hanya ritual saja. Tapi hari kemerdekaan harus dimanfaatkan sebagai momentum kebangkitan bangsa.

“Saat ini bangsa kita, belum merdeka 100 persen. Secara yuridis, Indonesia sudah merdeka dari penjajahan bangsa luar. Dengan adanya pengakuan secara De Facto dan De Jure. Bangsa luar sudah mengakui kalau Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Tanggal tersebut sudah menjadi ulang tahun Indonesia yang wajib dirayakan,” ujarnya.

“Namun, apakah rakyat Indonesia semuanya telah menghirup iklim kemerdekaan? Betulkah rakyat Indonesia sudah merdeka berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945? Perlu kita menghela nafas dan menjawabnya kalau belum. Problem tersebut masih menjadi PR besar bangsa kita,” paparnya kepada PASJABAR, saat membuka perbincangan terkait memaknai HUT RI ke 76.

Menurut Rajo, penerapan nilai-nilai Pancasila belum merata sampai di pelosok negeri ini. Misalnya poin kelima dari Pancasila, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Pada faktanya, sambung Rajo masih banyak rakyat yang hidup di atas jurang kemiskinan, perlakuan hukum secara adil nilainya nihil, dan pendidikan yang berkualitas juga belum merata.

“Lalu, apakah itu yang dinamakan merdeka yang sesuai dengan ‘sila berkeadilan,” terang mahasiswa double degree magister ilmu politik UNPAD dan magister manajemen UNPAS ini.

Rajo menambahkan bahwa di hari kemerdekaan dua tahun ini sangat berbeda dengan biasanya. Karena mengingat kondisi pandemi covid 19 ini semakin ganas di negeri Indonesia.

Sehingga banyak pembatasan pembatasan kegiatan sosial masyarakat yang berdampak pada suasana hari kemerdekaan pada dua tahun ini.

“Biasanya masyarakat sangat antusias berhiporia merayakan hari kemerdekaan dengan budaya kearifan lokalnya. Tapi di dua tahun ini hari kemerdekaan sangat terasa sekali perbedaannya,” sahutnya.

Rajo mengatakan, sebagai kaum muda kaum intelektual, kita harus menawarkan masa depan terhadap bangsa dan negara. Karena kelebihan dari pemuda atau kaum milenial itu adalah dapat menawarkan masa depan berbeda dengan kaum “tua” yang harus dilakukan.

“Pemuda hari ini seharusnya banyak memberikan solusi terhadap pemerintah. Memberikan ruang ruang intelektual kepada masyarakat dan membuat sebuah gerakan gerkan sosial yang membangun kembali budaya bangsa ini. Yaitu gotong royong, karena Indonesia merdeka itu karena gotong royong maka dari itu kaum muda ini harus kembali mengembalikan budaya gotong royong ini dalam kehidupan sehari hari,” paparnya.

Kondisi negara Indonesia di hari kemerdekaan ke 76 ini, sambung Rajo sangatlah menghawatirkan, karena sedang dijajah dan berperang melawan pandemi covid 19.

“Saat ini, kita harus merajut kembali budaya gotong royong yang hampir punah. Karena banyak yang kesulitan dari kondisi covid 19. Hal sangat kita soroti adalah kondisi ekonomi indonesia yang katanya naik 7,07 persen. Tapi nyatanya banyak sekali rakyat yang tercekik dengan kondisi ini. Mereka di paksa sehat di negara yang sedang sakit. Banyak sekali bansos-bansos yang di berikan kepada orang orang yang tidak tepat sasaran. Ini harus menjadi evalusi dari pemerintah. Banyak rakyat yang menjerit di kondisi ekonomi indonesia yang sedang naik katanya,” tandas Rajo Galan.

Terakhir Rajo juga mengungkapkan bahwa memaknai kata merdeka. Maka kita perlu memilah dan memetakan objektifnya.

“Negara Indonesia memang sudah merdeka, namun rakyat masih ada yang belum merdeka,” sahutnya.

Merujuk pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, lanjut Rajo bahwa kita masih berada di pintu gerbang kemerdekaan. Dari situlah, tugas kita sebagai penerus bangsa untuk melanjutkan cita-cita kemerdekaan.

“Tugas para penguasa untuk berusaha semaksimal mungkin memerdekakan rakyatnya secara merata dan adil. Di samping itu juga, kita sebagai warga negara Indonesia mempunyai peran masing-masing untuk mengisi kemerdekaan. Yakni membawa bangsa dan rakyat agar dapat merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya dan seadil-adilnya,” pungkas Rajo Galan. (tiwi)

Tiwi Kasavela

Recent Posts

Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Keadilan dalam Dialog Kebhinekaan di Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Dialog Kebhinekaan di…

1 jam ago

RSUD dan Dinsos Bandung Gelar Khitanan Massal untuk 60 Anak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bersama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)…

1 jam ago

Keseimbangan Hubungan Antarmanusia

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…

5 jam ago

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

11 jam ago

Pelajaran untuk Persib Usai Dipermalukan Port FC

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung menelan pil pahit. Melawan Port FC dalam laga perdana Grup F AFC…

13 jam ago

Pengungsi Gempa Cibeureum Antre Panjang Demi Minuman Hangat

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Ratusan pengungsi gempa di Cibeureum, Kabupaten Bandung, rela mengantre panjang demi mendapatkan…

13 jam ago